0819-0808-0450 humas@irps.or.id
stasiun tanjung barat

KRL seri 205 rangkaian BOO95 melintas Stasiun Tanjung Barat di tahun 2015 (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)

Stasiun Tanjung Barat merupakan salah satu stasiun yang ada di Lin Bogor. Terletak di kilometer 21+221 lintas Jakarta Kota-Bogor dengan ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, stasiun ini berada di antara Stasiun Pasar Minggu di sebelah utara dan Stasiun Lenteng Agung di sebelah selatan. Stasiun ini termasuk stasiun klasik yang sudah ada sejak era kolonial Belanda, dan pada awalnya hanyalah sebuah perhentian kecil bernama Stopplaats Tandjoeng West.

Perhentian kecil ini kemudian ditingkatkan menjadi Stasiun Tanjung Barat, kemungkinan bersamaan dengan pembangunan jalur ganda Manggarai-Bogor pada 1983-1992. Keberadaan stasiun ini memecah jarak antara Lenteng Agung dan Pasar Minggu serta membuka kantung penumpang baru. Lokasi stasiun ini kini terletak di dekat persimpangan jalan dari Pasar Minggu dan Lenteng Agung ke arah Lebak Bulus dan Kampung Rambutan. Selain itu, area pemukiman juga berdiri di sekitar stasiun ini, sehingga keberadaan stasiun ini memudahkan pengguna KRL yang berasal dari sekitar stasiun.

Fasad Stasiun Tanjung Barat di tahun 2009 (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Sejak Stasiun Tanjung Barat berdiri, stasiun ini pernah bersolek di tahun 2009. Kala itu, stasiun ini dijadikan stasiun percontohan oleh KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) , yang kala itu baru satu tahun berdiri. Sebuah acara peresmian digelar pada 19 Mei 2009, yang juga meresmikan pengoperasian KRL “JALITA” asli, yaitu KRL seri 8500 rangkaian 8613F. Acara peresmian Stasiun Tanjung Barat mengundang sejumlah pejabat dari Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

KRL seri 8500 rangkaian 8613F, rangkaian “JALITA” yang asli, memasuki Stasiun Tanjung Barat (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Papan penunjuk arah tujuan KRL di Stasiun Tanjung Barat (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Kala itu, stasiun ini dicat ulang dengan warna dominan oranye dan merah menyala. Papan petunjuk fasilitas dan arah di stasiun juga terpampang jelas untuk memudahkan pengguna KRL. Selain itu 4 buah TV layar datar juga dipasang, menampilkan estimasi waktu kedatangan KRL di stasiun, baik KRL ekonomi, ekonomi AC, dan ekspres. Kamera CCTV juga dipasang untuk memantau kondisi stasiun.

Layar TV penunjuk rencana kedatangan KRL (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Penyeberangan Stasiun Tanjung Barat (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Peta rute KRL di Stasiun Tanjung Barat (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Bahkan, penyeberangan sebidang di stasiun juga dicat garis-garis kuning. Sementara itu, pedagang asongan yang masih ada di stasiun lain tak nampak berada di Stasiun Tanjung Barat. Keberadaannya digantikan oleh tenant yang bekerjasama dengan KCJ, sehingga suasana stasiun menjadi jauh lebih tertata daripada stasiun lain. Kala itu, stasiun ini juga dikepalai oleh seorang kepala stasiun perempuan bernama Sri Ratnasari Mardiana Puspaningrum.

Kini, Stasiun Tanjung Barat merupakan salah satu stasiun yang sibuk di Lin Bogor, dengan banyaknya pengguna KRL yang naik dari stasiun ini untuk berangkat menuju tempat beraktivitas maupun turun di stasiun ini menuju ke tempat beraktivitas. Di stasiun ini juga tengah dibangun apartemen transit oriented development yang merupakan program dari pemerintah.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻