0819-0808-0450 humas@irps.or.id
stasiun klaten

Stasiun Klaten tahun 1872 masih berupa bangunan dengan ukuran lebih kecil dari saat ini

Di tengah hiruk pikuk antara Yogyakarta dan Solo, berdiri sebuah stasiun yang telah menjadi saksi perjalanan sejarah panjang Indonesia: Stasiun Klaten. Dibangun pada masa kolonial, bertahan di tengah revolusi kemerdekaan, dan kini melaju dalam derap modernisasi, stasiun ini lebih dari sekadar tempat naik turun penumpang — ia adalah bagian dari nadi pergerakan Jawa Tengah.

Awal Mula di Era Kolonial

Stasiun Klaten tahun 1904

Sejarah Stasiun Klaten dimulai pada 27 September 1871, ketika perusahaan kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) membuka jalur kereta pertama di Jawa. Jalur itu menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta dan Solo, dua kota penting di pedalaman Jawa. Di antara keduanya, Klaten menjadi titik singgah strategis.

Pada masa itu, jalur kereta tidak hanya mengangkut orang, tapi juga hasil bumi seperti tebu, kopi, dan tembakau — komoditas yang menjadi tulang punggung ekonomi kolonial. Bangunan stasiun awalnya sederhana, namun mencerminkan gaya arsitektur Belanda yang kokoh dan fungsional.

Masa Kemerdekaan: Dari Simbol Kolonial Menjadi Aset Republik

Stasiun Klaten tahun 1990

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945, seluruh jaringan kereta api dinasionalisasi. Stasiun Klaten kini dikelola oleh rakyat Indonesia sendiri, melalui Djawatan Kereta Api. Pada masa revolusi fisik, stasiun ini menjadi titik penting untuk mobilisasi logistik dan pasukan.

Walaupun infrastruktur sempat menurun karena perang dan keterbatasan sumber daya, semangat untuk mempertahankan jalur kereta tidak pernah padam. Klaten tetap menjadi bagian penting dari lintasan kereta antar kota.

Era Modern: Transformasi ke Transportasi Masa Kini

Stasiun Klaten di masa kini

Memasuki abad ke-21, Stasiun Klaten mengalami berbagai pembaruan besar. Jalur ganda lintas selatan mulai aktif, memperlancar arus kereta. Puncaknya terjadi pada 2021, saat Klaten menjadi bagian dari rute KRL Commuter Line Yogyakarta–Solo — kereta listrik yang ramah lingkungan dan efisien.

Kini, Stasiun Klaten dilengkapi dengan sistem tiket elektronik, papan informasi digital, dan peron modern. Meski begitu, sisa-sisa arsitektur kolonialnya masih terlihat, mengingatkan kita pada usia dan kisah panjang stasiun ini.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻