0819-0808-0450 humas@irps.or.id
halte perning

Bangunan Halte Perning (Alfaviega Septian Pravangasta/IRPS Jawa Timur)

Halte Perning adalah salah satu perhentian kereta api nonaktif yang ada di ujung timur Kabupaten Mojokerto. Lokasi Halte ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo. Lokasi Halte Perning ini tak jauh dari area eks PG Perning dan Halte Kwangen yang berada di kompleks Pasar Desa Perning.

Halte Perning merupakan bagian dari jalur kereta api nonaktif Krian-Ploso yang dibangun oleh Staatsspoorwegen. Menurut buku “Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor-en tramwegen” terbitan 1928 karya Steven Anne Reitsma, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staatsspoorwegen di tahun 1913, jalur Krian-Ploso dikerjakan dalam dua tahap di mana tahap pertama antara Krian-Gempolkerep sejauh 26 kilometer mulai beroperasi pada 1 Mei 1912.

Dari Gempolkerep, Staatsspoorwegen berkeinginan untuk menyambungkan jalur ini dengan Stasiun Kertosono yang ada di sebelah selatan. Segmen Gempolkerep-Ploso mulai beroperasi pada 1 September 1921, 9 tahun setelah segmen pertama selesai. Sayangnya, pembangunan dari Ploso tidak dilanjutkan ke Kertosono. Meski demikian, jalur ini tersambung dengan jalur Babat-Jombang di Stasiun Ploso yang sudah terlebih dahulu beroperasi.

Gerbong yang tertinggal di Halte Perning (Alfaviega Septian Pravangasta/IRPS Jawa Timur)

Semasa aktif, jalur ini juga digunakan untuk melayani beberapa pabrik gula, yakni Pabrik Gula Balong Bendo, Perning, dan Gempolkerep. Karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya, PJKA memutuskan untuk menutup jalur ini pada tahun 1974.

Walaupun jalur ini ditutup, namun masih terdapat sarana perkeretaapian yang kebetulan tertinggal di Halte Perning. Sebuah gerbong terbuka tipe YR yang ada di Halte Perning masih memiliki sebagian dari dindingnya. Namun, kondisi gerbong ini cukup memprihatinkan dan bahkan tidak berdiri seimbang. Tidak diketahui nomor sarana untuk gerbong ini.

Bekas tangki air di Halte Perning

Selain gerbong terbuka, di emplasemen Halte Perning masih terlihat sisa-sisa kejayaan jalur Krian-Ploso, seperti sisa tangki air, dan bekas corong air. Sementara itu, bangunan Halte Perning berada dalam kondisi rusak. Halte ini saat ini ditempati oleh seseorang dan bagian depannya menjadi sebuah warung kopi. Dari halte ini dahulu terdapat percabangan ke Pabrik Gula Perning yang kini sudah tiada, dan pabriknya sudah lama dirobohkan sejak Krisis Malaise.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻