
Parade kereta listrik dalam rangka perayaan 100 tahun operasional kereta listrik di Indonesia di Stasiun Jakarta Kota (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Tanggal 22 April 2025 adalah hari yang harus dicatat di buku sejarah, khususnya sejarah perkeretaapian Indonesia. Bagaimana tidak, meskipun tidak tepat pada 6 April layaknya hari pertama kereta listrik beroperasi, puncak perayaan 100 tahun operasional kereta listrik yang berlangsung di Stasiun Jakarta Kota sejak pagi hingga siang hari itu sukses, megah, semarak, dan mendapat respon positif dari semua khalayak.
Sedari malam 21 April 2025, pecinta kereta api telah berkumpul di sepanjang Stasiun Depok hingga Stasiun Manggarai, serta sepanjang Stasiun Manggarai, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Kampung Bandan, Stasiun Jakarta Kota, hingga Stasiun Tanjung Priok. Malam itu, KAI Commuter menyiapkan rangkaian-rangkaian kereta listrik yang akan ikut serta dalam parade kereta listrik yang mana menjadi acara utama dalam puncak perayaan 100 tahun kereta listrik.
Di waktu yang sama, KAI Commuter juga menyiapkan panggung acara di bekas ruang tunggu penumpang KA jarak jauh Stasiun Jakarta Kota, tempat dulunya jalur 1 asli Stasiun Jakarta Kota berada. Kursi dan meja untuk tamu undangan juga tak lupa disiapkan. Begitu pula dengan dua unit videotron, satu sebagai latar panggung dan satu lagi diposisikan di tengah-tengah aula stasiun.
Perayaan 100 Tahun Operasional Kereta Listrik Itu pun Tiba

Suasana di bekas ruang tunggu KA jarak jauh Stasiun Jakarta Kota yang disulap menjadi area panggung acara (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Pagi hari 22 April 2025, beberapa jam sebelum acara dimulai, pecinta kereta api telah berkumpul di Stasiun Manggarai, dan sebagian lainnya di Stasiun Tanjung Priok. Antusiasme di hari itu begitu tinggi dan luar biasa. Satu per satu tamu undangan dan juga pecinta kereta api pun mulai memadati Stasiun Jakarta Kota sebelum acara dimulai. Para pecinta kereta api yang telah datang tampak sibuk berfoto-foto sembari menunggu informasi tentang parade KRL yang akan berlangsung.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto (Mochammad Tianza Fachrezzy/IRPS Jakarta)
Mayoritas dari peserta acara maupun pecinta kereta api yang datang mengenakan batik, karena memang batik menjadi dress code pilihan KAI Commuter untuk tamu di hari tersebut. Selain batik, sebagian peserta acara maupun pecinta kereta api wanita memilih mengenakan kebaya. Di sisi lain, tampak beberapa pejabat KAI Commuter mengenakan baju adat Betawi dengan penutup kepala yang khas.
Acara dengan skala dan exposure yang begitu besar ini, selain tentu dihadiri Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto beserta jajaran, turut dihadiri pula oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo beserta jajaran, Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo beserta jajaran, Direktur Jendral Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal beserta jajaran, serta Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo beserta jajaran. Turut hadir pula pejabat dari INKA dan CRRC Sifang Indonesia. Dalam acara ini, Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti beserta anggota IRPS dari wilayah Jakarta, Cirebon, Yogyakarta, dan Surabaya hadir sebagai undangan.
Parade KRL dari Masa ke Masa

KRL seri 205 rangkaian DP147+148 wajah cerita peri turut meramaikan parade KRL dari masa ke masa sebagai KA reguler (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Bersamaan dengan mulainya acara, rangkaian KRL peserta parade mulai berdatangan. Parade KRL dibagi menjadi dua, yaitu dari KA reguler dan dari kereta luar biasa. Rangkaian KRL peserta parade dari KA reguler tak banyak diketahui oleh para pecinta kereta api yang hadir. Jadilah kedatangan KRL seri 05 di jalur 7, KRL seri 205 wajah biasa di jalur 9 dan wajah cerita peri di jalur 10, KRL seri 6000 di jalur 7, dan KRL seri 203 di jalur 9 di Stasiun Jakarta Kota dianggap biasa saja dan sedikit terdokumentasikan.

Kedatangan lokomotif listrik seri 3200 dengan kereta wisata Djoko Kendil dan kereta penolong Djoko Tingkir disambut meriah (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Setelah sambutan-sambutan dari pejabat yang hadir di acara, barulah rangkaian KRL peserta parade dari kereta luar biasa mulai berdatangan di Stasiun Jakarta Kota. Namanya pecinta kereta api, pastilah ketika mendengar “kereta luar biasa” akan langsung berkerumun untuk mengambil sudut foto terbaik. Lewat sedikit dari pukul 10 pagi, lokomotif listrik seri 3200 dan dua kereta wisata Djoko Kendil serta dua kereta penolong Djoko Tingkir datang di jalur 8 Stasiun Jakarta Kota sebagai perwakilan kereta listrik dari tahun 1925 yang masih eksis dan bisa beroperasi.
Dari kedatangan lokomotif listrik seri 3200 inilah pengguna KRL yang ada di Stasiun Jakarta Kota mulai ikut serta meramaikan pesta rakyat ini. Tak sedikit pengguna KRL yang penasaran, kemudian melihat, bahkan mendekat ke lokomotif listrik tertua dan satu-satunya yang masih eksis di Indonesia ini. Pecinta kereta api pun tak langsung bergeser ke peron lainnya, dan tetap mengabadikan setiap detail dari lokomotif yang terkenal dengan julukan “Bonbon” ini.
Kembalinya KRL “JALITA”

KRL seri 8500 rangkaian 8618F dengan livery ikonik “JALITA” yang kembali setelah 14 tahun (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Tak lama berselang, kereta luar biasa kedua tiba di jalur 6 Stasiun Jakarta Kota. Adalah KRL seri 8500 rangkaian 8618F, yang baru saja mengenakan livery paling ikonik KAI Commuter, yaitu livery “JALITA”. “JALITA” sendiri adalah nama yang diberikan untuk rangkaian 8613F, rangkaian KRL seri 8500 terakhir yang didatangkan ke Indonesia sekaligus rangkaian KRL pertama milik KAI Commuter yang didatangkan tahun 2009. Bahkan takdir rangkaian 8613F dan 8618F ini saling terkoneksi sejak masih di Jepang tahun 2008. Livery “JALITA” sendiri mengisi masa remaja anak-anak kelahiran 1990-an yang saat itu mulai memasuki sekolah menengah.

Logo “1925-2025” dan logo perayaan 100 tahun operasional kereta listrik di Indonesia pada KRL seri 8500 rangkaian 8618F (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
8618F, sebagai “JALITA 2.0” atau “JALITA Reborn”, hadir dengan dekorasi tambahan pada livery-nya. Dekorasi tersebut adalah stiker penanda 100 tahun operasional kereta listrik bertuliskan “1925-2025” pada bagian luar papan tujuan sisi samping badan kereta, serta logo perayaan 100 tahun operasional kereta listrik di bawah logo KAI Commuter. Kedua dekorasi ini hadir sebagai penanda bahwa layanan kereta listrik terus berkembang menjadi lebih baik dalam 100 tahun terakhir.
Kemudian, di jalur 5 tibalah KRL seri 7000 rangkaian 7123F, juga sebagai kereta luar biasa. Walaupun tidak ada dekorasi khusus pada rangkaian ini, tapi rangkaian ini tetap menjadi artis dadakan karena statusnya sebagai kereta luar biasa di hari itu. KRL seri 7000 sendiri merupakan armada jenis kedua milik KAI Commuter yang didatangkan tahun 2010, dengan modifikasi pada pendingin udaranya yang menggunakan hidrokarbon.
KRL Baru Ikut Parade

KRL seri CLI-125 rangkaian 1001F di jalur 4 Stasiun Jakarta Kota (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Berikutnya, di jalur 4 tibalah KRL seri CLI-125 rangkaian 1001F. KRL seri CLI-125 merupakan KRL baru buatan CRRC Qingdao Sifang yang saat ini sudah selesai uji coba dan tinggal menunggu kesiapan untuk operasional reguler. Walaupun sudah banyak pecinta kereta api maupun pengguna KRL yang sudah mengabadikan KRL ini saat uji coba, namun kedatangan KRL dengan panjang 236,92 meter per rangkaian atau lebih pendek 3,08 meter dari KRL seri 205 rangkaian 12 kereta ini tetap layaknya artis dadakan.

KRL seri CLI-225 rangkaian 1001F disambut meriah saat tiba di jalur 3 Stasiun Jakarta Kota (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Sebagai penutup parade KRL dari masa ke masa dalam puncak perayaan 100 tahun operasional KRL, KRL seri CLI-225 rangkaian 1001F buatan dalam negeri melalui INKA dengan desain yang diasistensi oleh J-TREC Jepang tiba di jalur 3. Ini merupakan penampilan publik pertama KRL seri CLI-225 di Jakarta dengan tenaga sendiri setelah tiba di Jakarta hanya beberapa hari sebelumnya. KRL ini memiliki desain yang terinspirasi dari beberapa KRL komuter milik East Japan Railway Company, induk dari J-TREC, seperti KRL seri 209, KRL seri E231, KRL seri E233, dan KRL seri E235.
Tak hanya desainnya, komponen utama KRL seri CLI-225 juga disuplai oleh perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toyo Denki dan Nabtesco. Bahkan, konon salah satu desainer KRL ini adalah seorang profesional asal Jepang yang di tahun 1985 mendesain tata letak komponen elektrikal, sirkuit kelistrikan, dan sistem traksi KRL seri 205. Sehingga, ada pendapat yang bilang kalau KRL seri CLI-225 adalah suksesor langsung KRL seri 205 karena didesain oleh orang yang sama, dengan selang waktu 40 tahun.

Foto bersama IRPS dengan Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus serta Direktur Utama CRRC Sifang Indonesia di dalam KRL seri CLI-125 rangkaian 1001F (Aryo Hartanto Wibowo/IRPS Yogyakarta)

Foto bersama IRPS dengan Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus serta Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal di dalam KRL seri CLI-225 rangkaian 1001F (Aryo Hartanto Wibowo/IRPS Yogyakarta)

Foto bersama IRPS dengan Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus serta Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal di dalam kereta wisata Djoko Kendil (Aryo Hartanto Wibowo/IRPS Yogyakarta)
Acara kemudian berakhir, dan berlanjut dengan ramah tamah. Pada kesempatan ini, IRPS juga diajak oleh KAI Commuter menaiki KRL seri CLI-125 dan KRL seri CLI-225 dan merasakan suasana di dalamnya. Tentu saja kesempatan ini langka dan sangat terkhusus yang disambut antusias oleh anggota IRPS. Semburat udara dingin dari pendingin udara serta desain interior yang segar dari kedua KRL yang sama sekali berbeda ini menambah suasana nyaman pada interior KRL. Selain itu, IRPS juga diajak untuk menaiki kereta wisata Djoko Kendil.
Bagian Penutup

Sebuah acara megah yang harus tertulis dalam buku sejarah perkeretaapian Indonesia (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
IRPS mengucapkan banyak terima kasih pada pihak KAI Group khususnya KAI Commuter yang telah membuat acara megah ini menjadi kenyataan. Lewat acara ini, sejarah yang tertulis pada telegram Van Schalk, kepala Staatsspoorwegen eksploitasi Batavia, kepada kantor pusat Staatsspoorwegen di Bandung pada 6 April 1925 tentang perayaan pembukaan operasional kereta listrik di Batavia telah berhasil terulang dengan sangat indah.
100 tahun berselang, kereta pesta kembali penuh sesak. Minat umum lagi-lagi fenomenal. Masyarakat pun masih tetap menolak untuk meninggalkan stasiun, dan kini terdengarlah sahut-sahut riuh kegembiraan. 22 April 2025, dalam puncak perayaan 100 tahun operasional kereta listrik di Indonesia, kereta listrik tetap terus datang dan berangkat tepat waktu, dan tetap menjadi sistem transportasi yang modern dan bersih dari dulu, kini, dan nanti.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻