0819-0808-0450 humas@irps.or.id
beautifikasi lokomotif cc5001

Lokomotif CC5001 pasca beautifikasi oleh IRPS

Dalam rangka merayakan hari jadi yang ke-22, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) telah berhasil melakukan beautifikasi lokomotif uap CC5001. Seluruh proses pekerjaan beautifikasi pada lokomotif uap ini membutuhkan waktu selama 21 hari.

Lokomotif CC5001 merupakan salah satu dari tiga unit lokomotif uap artikulasi “Mallet” besar milik Indonesia yang masih tersisa. CC5001 didatangkan oleh perusahaan perkeretaapian pemerintah kolonial Belanda, Staatsspoorwegen, dan dibuat oleh pabrik Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel (Werkspoor) pada tahun 1928.

Lokomotif CC50 sendiri merupakan salah satu lokomotif spesialis jalur pegunungan yang pada awalnya aktif di wilayah Priangan barat maupun timur, sebelum disebar ke wilayah-wilayah lainnya seperti Purwokerto, Ambarawa, dan Surabaya. Lokomotif CC5001 sendiri merupakan salah satu lokomotif CC50 yang dimiliki oleh Depo Lokomotif Cibatu.

Peresmian Beautifikasi Lokomotif CC5001

Anggota IRPS dari berbagai koordinator wilayah berkumpul di Museum Transportasi TMII pada puncak perayaan HUT ke-22 IRPS, 24 Agustus 2024

Sebagai acara puncak dari program beautifikasi lokomotif uap CC5001, IRPS mengadakan acara syukuran pada 24 Agustus 2024 di Museum Transportasi TMII. IRPS juga mengundang beberapa pihak untuk hadir di acara ini, di antaranya Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal, VP Public Relations KAI Anne Purba, Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal, Direktur PTDI-STTD Avi Mukti Amin, Direktur Komersial Taman Mini Indonesia Indah, Kepala Museum Transportasi Danang Setyo Wibowo.

Turut hadir pula dalam acara ini yaitu perwakilan dari berbagai komunitas pecinta kereta api, pemusik Fajar “Jarwo” Endra Taruna, Daffa Caesar yang merupakan cucu dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Seroja Band sebagai pengiring acara, dan tentu saja anggota IRPS dari seluruh koordinator wilayah.

“Program beautifikasi lokomotif uap CC5001 adalah bentuk dari rasa syukur kami karena IRPS sudah berusia 22 tahun, dan merupakan bentuk implementasi dari visi dan misi komunitas dalam upaya pelestarian sejarah perkeretaapian Indonesia, dan merupakan bagian dari perkembangan kereta api dari zaman dahulu hingga saat ini, dan tugas kita saat ini adalah harus terus melestarikannya”, ujar Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti.

beautifikasi lokomotif cc5001

Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti memberi sambutan

Direktur PTDI-STTD Avi Mukti Amin memberi sambutan

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal memberi sambutan

Program beautifikasi lokomotif uap CC5001 merupakan program beautifikasi lokomotif uap ketiga yang telah dilakukan oleh IRPS. Sebelumnya, IRPS telah melakukan program beautifikasi lokomotif uap B2207 di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta pada tahun 2022 dan program beautifikasi lokomotif uap B1304 di Stasiun Cirebon Kejaksan, Cirebon pada tahun 2023.

Sejarah Lokomotif CC50

Lokomotif CC5001 saat masih beroperasi, 1982 (Martyn Evans/Alamy Stock Photo)

Lokomotif CC50 merupakan salah satu lokomotif artikulasi “Mallet” berukuran besar yang didatangkan oleh perusahaan perkeretaapian kolonial Belanda, Staatsspoorwegen, pada tahun 1927-1928. Lokomotif CC50 didatangkan sebagai SS 1600 sebanyak 30 unit; dari Schweizerische Lokomotif und Maschinenfabriek (SLM) sebanyak 16 unit dan Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel (Werkspoor) sebanyak 14 unit. Kelas lokomotif Mallet lainnya yang pernah didatangkan Staatsspoorwegen adalah BB10, CC10, DD50, DD51, dan DD52.

Lokomotif ini memiliki susunan gandar yang serupa dengan lokomotif CC10, yaitu 2-6-6-0 dibanding dengan DD50, DD51, dan DD52 dengan susunan gandar 2-8-8-0. Yang membedakan lokomotif ini dengan lokomotif CC10 adalah keberadaan gerbong tender untuk mengangkut air dan bahan bakar lokomotif. Lokomotif ini memiliki keluaran tenaga 1200 tenaga kuda dengan kecepatan maksimum 55 km/jam. Lokomotif ini dirancang oleh Kantor Teknis Departemen Koloni bekerja sama dengan SLM, dan dianggap sebagai puncak pencapaian setengah abad riset dan pengembangan traksi Staatsspoorwegen.

Menurut data dari Searail Malayan Railways, SS 1609 (CC5009) adalah lokomotif tertua dalam kelas ini. Lokomotif ini merupakan buatan SLM tahun 1927 dengan nomor seri 3211. Namun, karena alasan tertentu nomor SS 1601 (CC5001) justru diberikan pada lokomotif nomor seri 558 buatan Werkspoor tahun 1928.

Ke-30 lokomotif ini awalnya aktif di wilayah Priangan dan menghela KA-KA penumpang maupun KA barang dari Purwakarta ke Banjar beserta cabang ke Cikajang bersama dengan lokomotif CC10, DD51, dan DD52. Namun setelah kemerdekaan, lokomotif CC50 tersebar di beberapa depo di luar Priangan seperti Purwokerto, Ambarawa, Madiun, dan Sidotopo. Awal mula penyebaran lokomotif ini di luar wilayah Priangan adalah karena pengalokasian lokomotif D14 untuk menghela KA penumpang di Priangan Barat, sehingga lokomotif CC50 mulai dapat ditemui menghela KA barang di seantero Pulau Jawa.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻

Loading