Menyemarakkan peringatan HUT ke-79 kemerdekaan RI, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya menggelar kegiatan napak tilas jalur nonaktif Madura. Kegiatan yang dihelat bersama dengan komunitas penggemar kereta api, termasuk IRPS Surabaya, mengunjungi beberapa titik lokasi eks stasiun KA yang masih ada di Madura bagian barat hingga tengah pulau.
Peserta terlebih dahulu berkumpul di halaman kantor KAI Daop 8 Surabaya. Kemudian, peserta berangkat bersama-sama menggunakan mobil yang sudah disediakan. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah eks Stasiun Sukolilo baru, yang oleh warga lokal dikenal sebagai Stasiun Buddan. Tidak hanya eks stasiun, rombongan juga mengunjungi lokasi eks jembatan KA yang masih berdiri sisa tiang jembatan betonnya yang cukup tinggi.
Meski tidak memiliki moda transportasi kereta api aktif, Madura tetap memiliki riwayat sejarah terkait keberadaan moda transportasi berbasis rel. Hingga saat ini masih ada sisa-sisa prasarana kereta api yang tetap dapat dijumpai di pulau yang terkenal karena produksi garam. Meski banyak yang mengerti eksistensi jalur nonaktif Madura, namun masih jarang pemerhati kereta api yang menilik langsung kesana.
Sejarah jalur KA di Madura bermula di tahun 1897 ketika perusahaan Madoera Stoomtram Maatschappij berdiri setelah memegang konsesi pembangunan 150 km jalur KA di Madura. Perusahaan membangun jalur yang menghubungkan Kamal, pelabuhan utama Madura di sisi barat yang tersambung dengan Surabaya di Jawa Timur, dengan Kalianget, pelabuhan utama di Sumenep, sisi timur Madura, yang terhubung dengan kapal feri ke Panarukan, juga di Jawa Timur.
View this post on Instagram
Jalur KA di Madura kebanyakan berada di sisi selatan Pulau Madura, dan tidak ada jalur KA di sisi utara pulau. Jalur KA di Madura sendiri sempat memiliki jalur lingkar dari Kamal-Bangkalan-Tanah Merah-Kwanyar-Kamal, sebagai efek dari pembangunan jalur pintas Kamal-Kwanyar lewat Sukolilo agar KA menuju Kalianget tidak perlu memutar melewati Bangkalan.
Segmen Sumenep-Kalianget sendiri telah ditutup di tahun 1937 akibat krisis ekonomi dunia pada saat itu. Kemudian saat perang dunia kedua, segmen Kamal-Sukolilo sendiri dibongkar Jepang bersama segmen Pamekasan-Kalianget. Sebagai gantinya Jepang membangun jalur KA dari Stasiun Telang di segmen Kamal-Bangkalan menuju Sukolilo lewat Labang.
Sejarah perkeretaapian di Madura berhenti di tahun 1988 ketika PJKA memutuskan untuk menonaktifkan jalur KA di Madura akibat kalah saing dengan roda karet. Di tahun 2019, sebuah peraturan presiden terbit untuk mereaktivasi jalur KA di Madura sebagai bagian dari pengembangan wilayah Gerbangkertosusila, memberi harapan baru akan kembalinya kereta api di Pulau Garam.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻