0819-0808-0450 humas@irps.or.id
157 tahun perkeretaapian

Suasana napak tilas 157 tahun perkeretaapian dari dalam KA Banyubiru

Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi tempat lahirnya sejarah perkeretaapian Indonesia. 157 tahun lalu lalu, tepatnya 10 Agustus 1867, perkeretaapian di Nusantara dimulai dari wilayah Semarang menuju wilayah Grobogan. Sejak saat itu, perkeretapian Indonesia terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai teknologi.

Setelah 157 tahun berlalu atau pada hari Sabtu 10 Agustus 2024, perjalanan kereta api pertama itu pun direka ulang. Perjalanan napak tilas ini dimulai dari Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng menuju Stasiun Tanggung di Tanggungharjo dengan menggunakan KA Banyubiru.

Acara itu diikuti oleh sekitar 120 orang dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Kereta Api Indonesia, komunitas pecinta kereta api khususnya Indonesian Railway Preservation Society wilayah Semarang, pengamat transportasi, serta sejumlah pejabat desa dan kecamatan di lingkungan Tanggungharjo.

Suasana napak tilas di Stasiun Tanggung

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit, KA Banyubiru dengan lokomotif CC2039817 yang membawa para peserta tiba dan berhenti luar biasa (BLB) di stasiun Tanggung. Stasiun yang berusia lebih dari 1,5 abad itu masih kokoh berdiri. Bangunan stasiun yang sempat dibangun ulang pada 1910 itu mayoritas terbuat dari kayu jati.

Di stasiun Tanggung acara diisi dengan sambutan dari ketua panitia kegiatan, Kepala BTP Kelas 1 Semarang Rudy Pitoyo dan EVP Daop 4 Semarang Daniel Johannes Hutabarat. Selain itu ditayangkan film dokumenter dengan judul “Bermula di Semarang, Merangkai Rel, Menyambung Nusantara” karya BTP Kelas 1 Semarang.

Koordinator Wilayah IRPS Semarang bersama EVP Daop 4 Semarang

Djoko Setijowarno selaku pakar transportasi memberikan pemaparan dengan tema “Konektivitas dan Pelayanan Perkeretaapian Jateng DIY”. Acara juga dimeriahkan dengan hiburan keroncong “Gunung Jati” dan saling tukar cenderamata.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻

Loading