Per tahun 1970, Depo Lokomotif Tanahabang (TNB) memiliki 13 unit lokomotif uap seri C27, yang terdiri dari C2701, 08, 09, 10, 11, 15, 16, 20, 21, 23, 30, 38, dan 39. Selain C27, Depo TNB juga memiliki seri lok-lok uap lain, yakni 2 unit lokomotif B51, 1 unit lokomotif C11, 1 unit lokomotif C12, 1 unit lokomotif CC10, dan 1 unit lokomotif B13. Sebagian besar armada lokomotif uap Depo TNB ini difokuskan untuk dinasan KA lintas Tanahabang-Merak, didampingi oleh lok uap dari Depo Rangkasbitung (RK).
Menjelang akhir dekade 1970-an, operasional KA penumpang dan barang pada trayek Tanahabang-Rangkasbitung mulai digantikan sepenuhnya dengan menggunakan lokomotif diesel dan rangkaian KRD, membuat armada lokomotif uap milik TNB dipindahkan ke RK untuk dinasan KA pada trayek Rangkasbitung-Merak. Lokomotif uap ini bertahan di Depo RK hingga akhir masa pakai lokomotif uap di Indonesia pada 1984.
Kereta yang tampak pada foto merupakan KA Bumel (Lokal) relasi Tanahabang-Merak yang ditarik oleh lok C2723. KA baru saja berangkat dari Stasiun Kebayoran ke arah Stasiun Sudimara dan tengah melewati tikungan sebelum JPL 52 Jalan Raya Kebayoran Lama. Rangkaian menggunakan kereta penumpang seri CL-8500, dan uniknya ikut pula sebuah kereta seri CR atau CL peninggalan Belanda.
Kebayoran saat itu terdiri dari 4 sepur, dan menggunakan persinyalan mekanik Siemens & Halske tanpa pesawat blok dan tanpa sinyal keluar. Di kejauhan, tampak sebuah papan yang merupakan semboyan 8A, indikasi kedudukan sinyal masuk dari pihak Sudimara untuk dilihat PPKA. Terdapat pula kawat-kawat di pinggir rel yang merupakan kawat sinyal masuk dan sinyal muka pihak Sudimara.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻
Oleh Andra Radithya