
KRL Rheostatik melayani Jakarta-Bogor (PP) melintas Halte Cawang, kini dikenal dengan Stasiun Cawang (Harian Suara Pembaruan edisi 30 Maret 1987)
Saat melihat Cawang, mungkin hal yang pertama kali terpikirkan adalah bangunannya yang serupa dengan Mampang. Desain bangunan ini memang banyak digunakan untuk halte dan perhentian KA di area Jabodetabek pada dekade 1980-an. Halte-halte yang pernah memakai desain tersebut di antaranya adalah Grogol, Mampang, Cikini, Gang Sentiong, Kramat, Cawang, Depok Baru, dan Pondok Terong. Saat ini, keberadaannya hanya dapat dijumpai di eks Stasiun Mampang saja.
Halte Cawang terletak di KM 13+730 lintas Jakarta-Bogor dan baru dibangun oleh PJKA pada pertengahan 1980-an, bersamaan dengan proyek jalur ganda Manggarai-Depok yang lebih dahulu dikerjakan sejak 1983. Bangunan dan peron halte hanya dibangun pada sisi rel lama. Perlu diingat, “Stasiun Cawang” merupakan sebutan yang merujuk kepada fasilitas umum. Namun dalam kereta api, Cawang hanya berstatus sebagai halte karena ia tidak memiliki emplasemen maupun mengatur persinyalan.

KRL seri 6000 rangkaian 6130F berangkat dari Stasiun Cawang dengan latar belakang Menara Saidah (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Cawang sempat mengalami nasib kurang baik. Meskipun sudah rampung sejak pertengahan 1980-an, namun halte ini baru benar-benar berfungsi pada 1992 setelah jalur ganda selesai. Pada foto, tampak bangunan Halte Cawang yang kondisinya tidak terawat beberapa waktu setelah dibangun. Coretan memenuhi temboknya, dan bangku-bangku calon penumpang yang rusak. Tebet justru lebih beruntung daripada Cawang, karena Tebet lebih dahulu beroperasi dan tercantum dalam ikhtisar lintas perusahaan.
Kini Stasiun Cawang menjadi salah satu stasiun yang ramai di Lin Bogor. Lokasinya yang strategis dan juga menjadi titik transit dari dan ke Transjakarta di Halte Cikoko serta LRT Jabodebek di Stasiun Cikoko menjadikan Stasiun Cawang tempat pertemuan pengguna transportasi umum dari berbagai asal dan tujuan.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻