Lokomotif BB200 merupakan seri lokomotif diesel elektrik kedua yang dioperasikan oleh Djawatan Kereta Api. Lokomotif ini merupakan buatan pabrik General Motors (GM) Electro-Motive Division (EMD), sebuah pabrikan lokomotif asal Amerika Serikat dan Kanada di tahun 1957.
BB200 merupakan bagian dari keluarga EMD seri G8 yang merupakan seri lokomotif ekspor dari EMD. Negara-negara lain yang juga mengoperasikan EMD G8 antara lain Kanada, Australia, Brazil, Mesir, Iran, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Sebanyak 35 unit BB 200 dikirim ke Indonesia, dengan alokasi 31 unit di Jawa dan 4 unit di Sumatera Selatan.
Dengan daya sebesar 950 HP dan kecepatan maksimum 110km/h, lokomotif ini didinaskan menarik berbagai kereta penumpang cepat seperti Bima, Mutiara Utara, Senja Utama, Pandanaran, dan Purbaya. Selain penumpang, lok ini juga didinaskan untuk menarik berbagai kereta barang.
Lokomotif BB200 diproduksi dengan pola pikir sebagaimana halnya lokomotif diesel hood unit di Amerika Serikat pada saat itu. Sebagaimana lokomotif-lokomotif seperti seri GP7 dan GP9 yang juga buatan EMD untuk pasar lokal Amerika Serikat dan Kanada yang diproduksi dalam kurun waktu yang sama dengan lokomotif BB200, lokomotif ini diproduksi dengan ujung pendek yang tinggi atau populer dengan sebutan high hood. Lokomotif BB201 yang diproduksi tahun 1964 juga serupa dengan lokomotif-lokomotif ini.
Posisi meja layan lokomotif BB200 juga memiliki kekhasan yang sama dengan lokomotif seri GP7 dan GP9. Alih-alih menghadap ke ujung pendek, posisi meja layan justru menghadap ke ujung panjang. Sehingga, lokomotif BB200 merupakan lokomotif berjenis longhood forward (LHF). Pola pikir pembuatan lokomotif dengan high hood dan longhood forward ini dimaksudkan untuk memudahkan proses adaptasi masinis dari operasional lokomotif uap ke lokomotif diesel, di mana lokomotif uap juga biasanya memiliki ketel yang berada di depan kabin masinis.
Pamor lokomotif BB200 mulai memudar di dekade 1990-2000an saat lokomotif diesel generasi terbaru seperti CC201, CC203, dan CC204 mulai dioperasikan. Kini dari 35 unit lokomotif, hanya tersisa 3 unit saja. BB20006 dan BB20008 dipreservasi sebagai pajangan statis di Akpol Semarang dan Stasiun Tuntang, sementara lokomotif BB20007 masih hidup sebagai lokomotif langsir di Balai Yasa Lahat, Sumatera Selatan.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻
Oleh Ahmad Thoyyib