0819-0808-0450 humas@irps.or.id
stasiun tarik

Tentara Belanda di Stasiun Tarik saat masa-masa agresi militer pasca-1945 (Maritiem Digitaal)

Stasiun Tarik adalah sebuah stasiun kereta api yang berada di antara Stasiun Mojokerto dan Stasiun Kedinding di lintas Solo-Surabaya. Stasiun ini terletak pada kilometer 47+657, dan juga melayani jalur cabang menuju Sidoarjo melewati Stasiun Tulangan. Ke arah barat stasiun ini terdapat Perhentian Bangsal, dan ke arah timur stasiun ini menuju Tulangan terdapat Stasiun Prambon, keduanya sudah tidak aktif.

Sejarah Stasiun Tarik bermula saat pemerintah kolonial berencana menyambungkan Solo dan Surabaya dengan kereta api. Pemerintah kolonial memberikan konsesi pada Staasspoorwegen pada tahun 1873, dan pembangunan tahap pertama selesai pada tahun 1880 menghubungkan Sidoarjo dan Mojokerto lewat Tulangan dan Tarik. Sebelumnya, Stasiun Sidoarjo telah beroperasi sejak tahun 1878 bersamaan dengan pembukaan jalur KA Surabaya-Pasuruan.

Di tahun 1881, jalur KA tersambung hingga Kertosono. Kemudian di tahun 1882, jalur KA telah mencapai Madiun. Diikuti dengan sampainya jalur KA di Ngawi pada tahun 1883, dan akhirnya di Solo pada tahun 1884. Dengan alinyemen jalur seperti ini, maka dulunya jalur cabang Tarik-Sidoarjo lewat Tulangan adalah jalur utama Solo-Surabaya.

Seiring dengan perkembangan, Staatsspoorwegen membangun jalan pintas dari Tarik menuju Surabaya. Segmen Tarik-Sepanjang dibuka pada tahun 1897, dan kemudian tersambung dengan Stasiun Wonokromo di tahun 1898. Jalur Tarik-Sidoarjo pun kemudian turun kelas menjadi jalur cabang setelahnya, dan sempat ditutup tahun 1972 sebelum direaktivasi tahun 2014.

Di masa lalu, Stasiun Tarik yang bangunannya masih eksis hingga sekarang memiliki kanopi dengan arsitektur kaca di sampingnya. Kanopi tersebut bukanlah bagian asli dari Stasiun Tarik. Kanopi yang memiliki kemiripan dengan Stasiun Sidoarjo maupun Stasiun Semarang Poncol tersebut merupakan pindahan dari Stasiun Surabaya Kota generasi pertama.

Saat ini, Stasiun Tarik melayani KA Commuter Line Dhoho dan juga KA Commuter Line Jenggala. Sedangkan KA jarak jauh melintas langsung di stasiun ini. Stasiun Tarik merupakan stasiun kelas II yang memiliki 5 jalur. Jalur 1-3 melayani kereta api dari dan ke Surabaya, dan jalur 4-5 melayani kereta api dari dan ke Sidoarjo. Emplasemen di stasiun ini juga telah diperpanjang seiring dengan pembangunan jalur ganda Kertosono-Sepanjang yang mulai beroperasi pada 1 Desember 2023.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻