Atas undangan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) menghadiri peluncuran dan mengikuti perjalanan perdana Kereta Api Ekonomi AC Krakatau yang berelasi Merak-Madiun Pp.
Sebanyak 20 orang anggota IRPS pada tanggal 23 Juli 2013 sudah berkumpul di Stasiun Pasarsenen untuk ikut dengan rangkaian KA Krakatau yang berangkat dari Madiun menuju Merak. Sambil menunggu KA Krakatau, kami dijamu terlebih dahulu oleh Bapak Andri, Wakil Kepala Stasiun Besar (W KSB)Pasarsenen di ruang tunggu VIP. Pada kesempatan tersebut Kita berdiskusi berbagai hal mengenai Perkeretaapian di Indonesia.
Pukul 21.15 Wib, diskusi dan bincang-bincang dengan W KSB Pasarsenen disudahi karena KA Krakatau yang akan diresmikan pengoperasiannya keesokan harinya akan segera datang. Pukul 21.35 Wib kereta datang dan kamipun naik setelah foto bersama dengan Bapak Andri dengan latar rangkaian KA Krakatau.
Yang membedakan interior K34 AC Krakatau dengan K3 AC lainnya adalah, dirangkaian KA Krakatau sudah ada colokan listrik dan lampu bisa diredupkan. Pukul 00.05 Wib kereta tiba di Stasiun Rangkasbitung. Cukup lama kereta berhenti karena harus mengisi HSD untuk KMP3nya. Setelah 30 menit berhenti, akhirnya kereta diberangkatkan kembali. Karena lelah, kami sempet tertidur dan bangun-bangun ketika kereta tiba di Krenceng, dan akhirnya Kereta tiba di Stasiun Merak pukul 02.20 Wib.
Sambil menunggu pagi, kami mencari makan sahur di sekitar pelabuhan Merak sambil menikmati suasana dinihari di tepi pelabuhan. Menjelang pagi kami semua membersihkan diri di toilet pelabuhan, setelah selesai langsung meluncur ke Stasiun Merak untuk ikut membantu menata banner tentang sejarah singkat pembangunan jalur KA di wilayah Banten. Pukul 06.26 Wib sebelum acara peluncuran KA Krakatau, kami sempat berfoto bersama dengan Kahumasda 1 Bapak Sukendar Mulya
Prosesi peluncuran KA Krakatau ternyata dilakukan serentak di dua tempat, yakni di Merak dan Madiun. Peluncuran di Stasiun Merak diawali oleh acara seremonial yang dihadiri oleh Gubernur Prov. Banten Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, Dirut PT. KAI Ignatius Jonan, serta perwakilan dari ASDP, Jasa Raharja, dan pihak-pihak terkait. Dalam sambutannya, Gubernur Prov. Banten menyambut baik dengan diluncurkannya KA Krakatau ini karena dapat membantu mobilitas penduduk, khususnya warga Banten dan penumpang yang akan menyeberang ke Sumatera. Kedepannya, Gubernur sangat berharap agar kereta ini berjalan secara permanen dan bukan hanya PLB Lebaran.
Sejalan dengan harapan Gubernur, Menteri Perhubungan dalam sambutannya sudah menegaskan secara lisan bahwa kereta ini akan berjalan secara permanen dan meminta kesiapan Dirut PT KAI dalam hal operasionalnya. Akhirnya KA Krakatau resmi diluncurkan dengan ditekannya tombol sirine oleh para pejabat yang telah disebutkan diatas, dilanjutkan dengan prosesi pemberian Semboyan 40 oleh Menteri Perhubungan.
Dengan diluncurkannya KA Krakatau, penumpang dari Jawa yang akan menuju Sumatera atau sebaliknya, tidak perlu berganti kereta berkali-kali seperti sebelumnya. Waktu tempuh Merak-Madiun yang berkisar 18 Jam pun diyakini dapat memangkas waktu tempuh yang dilalui lewat perjalanan darat.
Kenapa KA Krakatau harus mengisi HSD untuk genset listrik di Sta Rangkasbitung? Bukan di Sta Merak yang merupakan tujuan akhir KA Krakatau? Lalu untuk Lokomotif yang dinas KA Krakatau isi HSD dimana? Berbicara tentang BBM KA, bukannya HSD itu nama lain dari Minyak Solar Pertamina yang juga dijual di SPBU2 di seluruh Indonesia? Ada yang bilang HSD untuk BBM Mesin Diesel KA sedikit berbeda dengan Minyak Solar SPBU, tapi di website PT Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga, BPH Migas, PT AKR, dll menyebutkan HSD sama dengan Minyak Solar yang dipakai untuk BBM Diesel lainnya seperti Panther dan Innova Diesel. Terakhir, apa jarak tempuh KA Krakatau: 925Km adalah yang terpanjang di Jawa? Bukannya KA BIMA jurusan Jakarta – Surabaya – Malang yang jarak tempuhnya terjauh di Jawa?
Kami coba bantu jawab soal pertanyaan Mas Johan :
1. KA Krakatau mengisi solar (bukan HSD) untuk genset listrik KA di sta Rangkasbitung (RK), karena distasiun ini terdapat DIPO Kereta dimana semua rangkaian KA dipersiapkan untuk berangkat dari sisi teknis (rem, kebersihan, listrik, lampu, air, dll) dan non teknis (bahan makanan restorasi, dll)
2. Lokomotif yang berdinas KA Krakatau dan KA lainnya mengisi HSD di DIPO Lok keberangkatan (dalam hal ini Dipo Lok Jatinegara (JNG)) apabila tangki BBM Lok diisi penuh akan mencapai ± 2750 liter, jumlah ini cukup untuk satu kali perjalanan KA Krakatau
3. HSD (High Speed Diesel) adalah bahan bakar umum yang dipergunakan oleh semua mesin diesel, yang membedakan adalah nilai oktan dan kecepatan pembakaran yang diperlukan oleh mesin disel 8 silinder, oleh karena itu HSD identik dengan lok yang membutuhkan kinerja mesin tinggi dan pembakaran yang cepat dibandingkan dengan Solar untuk mesin disel 4 silinder (mobil, truk, bus)
4. KA Krakatau mempunyai jarak tempuh ± 868 km, KA pertama yang mempunyai jarak tempuh terjauh sebelum KA BIMA diperpanjang rutenya sampai ke Malang (ML)
Demikian semoga jelas.
Jadi, sekarang KA BIMA adalah KA dengan jarak tempuh terjauh di Pulau Jawa dan Indonesia? Memang waktu saya naik KA BIMA ke Malang, waktu KA nya berhenti di Sta Lawang, saya tanya ke Masinis KA BIMA Surabaya – Malang (Apa dari Depot Lok Sidotopo?) tentang BBM HSD Lok CC 206, Masinis nya menunjukkan padaku lewat gelas duga dan saya sudah tidak bisa melihat lagi sisa HSD nya. Masinis nya juga bilang kalau BBM nya diisi penuh di Depot Lok Jatinegara di Jakarta dan tidak pernah isi HSD lagi di “tengah” jalan, jadi “sang” Lok CC 206 sudah hampir menghabiskan semua HSD nya dari Jakarta ke Lawang. Tentu saja akan sedikit yang tersisa waktu KA BIMA sampai di Sta Malang. Asyik juga dengan kisah perjalanan “sang” Lok CC 206 waktu dinas KA BIMA dan KA2 jarak jauh lainnya dengan kontur jalan yang berbukit2 seperti KA Turangga, KA Malabar, dll.
Saya penasaran kalau, misalnya, PT KAI meluncurkan KA Penumpang (seperti KA Krakatau) dengan jurusan Merak – Banyuwangi pp via Semarang, Bojonegoro, Surabaya, Jember, Banyuwangi. Ke 2 KA ini sama2 menghubungkan Pelabuhan antar pulau seperti Kapal Feri Bakauheni (Sumatera) – Merak (Jawa) dan Kapal Feri Gilimanuk (Bali) – Ketapang (Jawa).