
KAI Commuter, IRPS, beserta publik melepas KRL seri 8500 rangkaian 8618F, dikenal sebagai “JALITA 2.0”, dalam penutupan acara “Last Run” KRL seri 8500, 7000, dan 203 di Stasiun Jakarta Kota, Minggu (16/11) lalu (Mochammad Tianza Fachrezzy/IRPS Jakarta)
Tiga seri KRL memasuki masa purna bakti di bulan November 2025 ini. Adalah KRL seri 8500 yang telah beroperasi sejak 2006, KRL seri 7000 yang telah beroperasi sejak 2010, dan KRL seri 203 yang telah beroperasi sejak 2011 yang harus pamit dari jagat perkeretaapian nasional, khususnya di wilayah Jabodetabek, tergantikan dengan KRL seri CLI-125 dan nantinya CLI-225. Atas dasar penghargaan kepada ketiga seri KRL yang telah mengubah wajah kereta komuter di Indonesia, IRPS dan KAI Commuter menggelar rangkaian acara “Last Run” untuk ketiga KRL tersebut.
Rangkaian acara berlangsung pada Senin-Minggu, 10-16 November 2025. Sehari sebelum acara dimulai, KRL seri 8500 rangkaian 8618F yang merupakan rangkaian “JALITA 2.0” dikirimkan dari Depo KRL Depok menuju jalur 1 Stasiun Jakarta Kota. Rangkaian 8618F kemudian digunakan untuk Mini Museum JALITA yang dibuka selama 1 minggu penuh.
Pembukaan Mini Museum JALITA

Pembukaan Mini Museum JALITA oleh Direktur Teknik KAI Commuter Denny Haryanto (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)

Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti menuliskan ucapan terima kasih kepada KRL seri 8500, 7000, dan 203 pada board of memories yang menjadi bagian dari rangkaian acara “Last Run” (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Acara dimulai pada Senin pagi dengan pembukaan Mini Museum JALITA. Prosesi gunting pita dilakukan oleh Direktur Teknik KAI Commuter, Denny Haryanto, secara simbolis membuka Mini Museum JALITA untuk pengunjung umum. Pada pembukaan Mini Museum JALITA juga terdapat penganugerahan rekor MURI untuk KAI Commuter yang telah memecahkan rekor edutrain (C-Taditur) dengan peserta serentak terbanyak yaitu 1.717 peserta pada Agustus 2025 lalu.
Acara Puncak “Last Run” KRL

KRL seri 8500 rangkaian 8618F dan KRL seri 203 rangkaian DP106 (Mochammad Tianza Fachrezzy/IRPS Jakarta)
Senin malam, KRL seri 203 rangkaian DP106 dikirimkan dari Depo KRL Depok menuju jalur 2 Stasiun Jakarta Kota untuk acara puncak “Last Run” pada Selasa pagi. Disusul dengan pengiriman KRL seri 7000 rangkaian 7123F dari Depo KRL Depok menuju Depo KRL Manggarai di malam yang sama, sebelum dikirimkan ke jalur 3 Stasiun Jakarta Kota di pagi hari. Tak lupa, ketiga rangkaian KRL ini juga mengenakan headmark pada bagian depan luar kabin masinis KRL.
Acara puncak “Last Run” dihadiri oleh Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto beserta jajaran, Penasihat Urusan Ekonomi dan Pembangunan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Reiko Kamigaki beserta jajaran, Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti beserta anggota IRPS, serta perwakilan dari Tokyu Corporation yang dahulu memiliki, mengoperasikan, dan mengapalkan KRL seri 8500 ke Indonesia.

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto dan Penasihat Urusan Ekonomi dan Pembangunan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Reiko Kamigaki usai simbolis “Last Run” KRL seri 203 (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Setelah sambutan-sambutan, “Last Run” secara simbolis dilakukan pada KRL seri 203 dan 7000 lewat prosesi tutup tirai serta pembunyian klakson kereta oleh KAI Commuter dan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia. Acara puncak kemudian berakhir dan KRL seri 203 serta 7000 kembali ke Depo KRL Depok, sementara Mini Museum JALITA dibuka kembali kepada publik untuk hari kedua.
Penutupan Rangkaian Acara “Last Run” KRL

Direktur Utama KAI periode 2009-2014 Ignasius Jonan bersama rangkaian 8618F (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)

Jonan bersama Direktur Utama KAI Commuter periode 2008-2015 Tri Handoyo, VP Public Relations KAI Anne Purba, EVP KAI Daop 1 Jakarta Yuskal Setiawan, dan Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto di dalam rangkaian 8618F (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Penutupan rangkaian acara “Last Run” berlangsung pada Minggu petang, setelah rangkaian 8618F digunakan sebagai Mini Museum JALITA selama seminggu penuh. Direktur Utama KAI periode 2009-2014 Ignasius Jonan serta Direktur Utama KAI Commuter periode 2008-2015 (saat itu masih bernama KAI Commuter Jabodetabek) Tri Handoyo hadir dalam kesempatan tersebut. Dua sosok inilah yang dulu terlibat dalam kehadiran dan beroperasinya rangkaian “JALITA” yang pertama, 8613F.

Ignasius Jonan membunyikan klakson elektrik dan udara rangkaian 8618F (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Prosesi “Last Run” kemudian berlangsung dengan prosesi tutup tirai dan pembunyian klakson kereta oleh Jonan. Kemudian, rangkaian 8618F dilepas kembali ke Depo KRL Depok dengan lambaian tangan oleh Jonan dan Handoyo serta hadirin yang ada di Stasiun Jakarta Kota. Kembalinya rangkaian 8618F ke Depo KRL Depok menandakan berakhirnya era KRL seri 8500, 7000, dan 203 di Indonesia. Sehingga KRL eks Jepang yang masih beroperasi di Indonesia hanya KRL seri 205 dan 6000 saja.
Ketiga seri KRL tersebut tergantikan oleh KRL baru seri CLI-125 buatan CRRC Qingdao Sifang, Tiongkok yang didatangkan sebanyak 11 rangkaian formasi 12 kereta (SF12) di awal 2025 lalu. Dan nantinya peran ketiga seri KRL tersebut juga akan digantikan oleh KRL baru seri CLI-225 buatan INKA yang akan segera beroperasi dan saat ini masih dalam tahap pengujian. (IRPS/MPF)

