
KRL seri 8500 rangkaian 8618F menjadi Mini Museum JALITA pada Senin-Minggu, 10-16 November 2025 (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Menjadi bagian dari rangkaian acara “Last Run” KRL seri 8500, 7000, dan 203, IRPS bersama KAI Commuter membuka Mini Museum JALITA di Stasiun Jakarta Kota pada Senin-Minggu, 10-16 November 2025. Museum ini berada di dalam KRL seri 8500 rangkaian 8618F “JALITA 2.0” yang diparkir di jalur 1 Stasiun Jakarta Kota, di mana tiap kereta pada rangkaian tersebut menampilkan koleksi perjalanan KRL dari masa ke masa.
Mini Museum JALITA dibuka pada Senin, 10 November 2025 pagi oleh Direktur Teknik KAI Commuter Denny Haryanto. Jelang siang hari, Mini Museum JALITA menerima pengunjung umum pertamanya. Pengunjung dapat menikmati koleksi dari museum dengan konsep baru yang baru pertama kali ada di Indonesia ini, dengan berada di dalam rangkaian KRL sepanjang 160 meter.
Sebelum masuk ke dalam museum mini, pengunjung diharuskan melakukan registrasi terlebih dahulu. Registrasi dilakukan secara on the spot dengan memindai kode QR yang akan mengarahkan pengunjung untuk mengisi data diri terlebih dahulu.
Koleksi Mini Museum JALITA

Pengunjung melihat miniatur kereta listrik dari masa ke masa di Mini Museum JALITA (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Dari pintu masuk yang terletak di kereta ke-3 atau kereta 8954, pengunjung langsung berbelok kiri ke arah kereta ke-1 atau kereta 8518 yang menampilkan koleksi miniatur kereta listrik yang pernah beroperasi di Indonesia. Terdapat lebih dari 30 miniatur yang di antaranya adalah miniatur lokomotif listrik seri 3000, 3100, 3200, 3300, dan 4000 serta miniatur KRL seri 100, 200, 300, dan 700 peninggalan Belanda, miniatur KRL ekonomi non AC, miniatur KRL eks Jepang, hingga miniatur KRL baru produksi 2025.
Bergeser ke kereta ke-2 atau kereta 0811, menampilkan perjalanan sejarah KRL seri 203 yang purna bakti di tahun 2025. Terdapat foto-foto KRL seri 203 dari awal beroperasi di Jepang, dikapalkan ke Indonesia, serta pengoperasian di Indonesia. Selain itu, pelat nomor asli KRL seri 203 dan headmark “Last Run” KRL seri 203 juga menjadi benda pameran di dalam kereta ini.

Pengunjung memegang pelat nomor asli KRL seri 203 di kereta 0811 (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Di kereta ke-3 atau kereta 8954 terdapat diorama perlintasan KA serta sosialisasi keselamatan di perlintasan KA. Pengunjung yang memasuki kereta ini akan langsung tertarik dengan diorama perlintasan KA yang berukuran cukup besar. KAI Commuter juga menggugah pengunjung untuk tetap berhati-hati dan menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain saat melintas di perlintasan KA.
Di kereta ke-4 atau kereta 8753 menampilkan perjalanan sejarah KRL seri 7000. Sebagaimana pada kereta 0811, di dalam kereta 8753 juga terdapat foto-foto serta headmark KRL seri 7000 yang menjadi benda pameran. KRL seri 7000 sendiri merupakan pionir layanan kereta khusus wanita (KKW) yang berlanjut hingga kini, di mana foto-foto awal pengoperasian KKW menjadi salah satu foto yang ditampilkan di dalam kereta ini.
Nuansa Jepang
Di kereta ke-5 atau kereta 8855 terdapat sosialisasi anti pelecehan seksual. Di kereta ini juga terdapat board yang dapat ditandatangani oleh pengunjung sebagai bentuk dukungan pengentasan pelecehan seksual di atas transportasi umum, khususnya KRL Commuter Line.
Di kereta ke-6 atau kereta 8911 menampilkan perjalanan sejarah KRL seri 8500. KRL seri 8500 merupakan KRL dengan usia pengoperasian terlama di jajaran armada KAI Commuter di tahun 2025. Pertama didatangkan tahun 2006, usia operasional KRL ini mencapai 19 tahun, dengan rangkaian 8618F sendiri telah beroperasi selama 17 tahun sejak 2008.
Di kereta ke-7 atau kereta 8724, pengunjung dapat menggantungkan harapan atau menuliskan kenangan pada board dan pohon harapan yang telah disediakan. Dengan pohon harapan bertemakan sakura, serta keberadaan lampion di dalam kereta, membuat interior kereta semakin bernuansa Jepang sehingga pengunjung banyak berfoto-foto di dalam kereta ini. Selain itu terdapat pula koleksi kartu multi trip (KMT), seragam pegawai KAI Commuter dari masa ke masa, dan hasil daur ulang seragam menjadi kain batik.
Di kereta ke-8 atau kereta 8618 menampilkan koleksi tentang kereta listrik secara umum dari masa ke masa. Selain itu, terdapat layar televisi yang memuat tayangan menarik tentang sejarah perkeretaapian maupun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan IRPS.
Hiburan dan Informasi Pengunjung

Pengunjung melihat miniatur kereta api yang disediakan oleh IRPS (Irvan Alaidrus Ilyas/IRPS Jakarta)
Selain pameran koleksi di dalam rangkaian 8618F, klakson elektrik kereta 8618F juga berbunyi setiap jamnya untuk penanda waktu serta penggugah semangat pengunjung. Pengumuman dan imbauan kepada pengunjung juga selalu disampaikan secara rutin melalui interkom yang ada di dalam kabin masinis oleh tim IRPS.
Sepanjang pembukaannya selama 7 hari, Mini Museum JALITA telah menorehkan catatan kunjungan oleh 20.426 pengunjung. Pengunjung harian museum ini saat hari kerja selalu mencapai di atas 1.000 orang, dengan puncaknya pada Sabtu, 15 November 2025 sebanyak 9.163 pengunjung. Di hari terakhir, jumlah pengunjung mencapai 5.000 orang walaupun museum tutup lebih awal karena akan berlangsungnya prosesi “Last Run” untuk KRL seri 8500. (IRPS/MPF)



