0819-0808-0450 humas@irps.or.id
jalita ikon kai

KRL seri 8500 rangkaian 8613F “JALITA”, ikon KAI Commuter Jabodetabek pada masanya (Adam Faridl Al-Fath/IRPS Jakarta)

Tahun 1999, Divisi Jabotabek dibentuk oleh KAI untuk mengurus operasional KRL komuter di wilayah Jabotabek. Di tahun 2008, statusnya dinaikkan menjadi anak usaha dengan nama KAI Commuter Jabodetabek, yang umum disingkat KCJ. Awalnya, KAI Commuter Jabodetabek mewarisi operasional armada KRL milik KAI tanpa memiliki armada sendiri. Di tahun 2009, KAI Commuter Jabodetabek membeli 1 rangkaian KRL seri 8500 dengan nomor rangkaian 8613F, yang kemudian dikenal dengan nama “JALITA”, akronim dari “Jalan-jalan Lintas Jakarta”, yang langsung menjadi ikon perusahaan.

KRL seri 8500 rangkaian 8613F sendiri merupakan KRL yang dibeli dari Tokyu Railway, sebuah perusahaan kereta bawah tanah swasta di Jepang. Tokyu Railway memiliki nama lengkap Tōkyō Kyūkō Denki Tetsudō Kabushikigaisha, atau Tokyo Express Electric Railway Co., Ltd. Rangkaian ini termasuk ke dalam kelompok kedua KRL seri 8500, berteknologi field chopper control, yang beroperasi mulai tahun 1975 di Jalur Den-en-toshi, secara harfiah berarti “kota kebun”. Jalur ini menghubungkan Stasiun Shibuya dan Stasiun Chuo-Rinkan dengan layanan terusan hingga Stasiun Kuki di Jalur Isesaki dan Stasiun Minami-Kurihashi di Jalur Nikko, keduanya milik Tobu Railway, melewati Jalur Hanzomon milik Tokyo Metro.

Perjalanan Operasional Rangkaian 8613F

Rangkaian 8613F baru tiba dari Jepang (Adam Faridl Al-Fath/IRPS Jakarta)

Rangkaian 8613F mengawali operasionalnya sebagai rangkaian 4 kereta. Namun, secara berangsur-angsur rangkaian ini diperpanjang dengan unit-unit KRL seri 8500 baru yang keluar dari pabrik. Puncaknya, di tahun 1986 rangkaian ini telah berubah menjadi rangkaian 10 kereta. Susunan rangkaian ini bertahan hingga sebelum rangkaian ini dijual ke Indonesia di tahun 2009.

Susunan rangkaian 8613F

Sebelum dikirimkan ke Indonesia, dua unit kereta bernomor 8737 dan 8834 dilepas dan ditinggal di Jepang karena pada saat itu rangkaian KRL yang dioperasikan di Jabotabek maksimal hanya sepanjang 8 kereta. Rangkaian ini menjadi rangkaian ke-11 dari 11 rangkaian KRL yang pernah dibeli dari Tokyu Railway, terdiri dari 3 rangkaian KRL seri 8000 dan 8 rangkaian KRL seri 8500.

Menjadi JALITA di Jakarta, Ikon Awal KAI Commuter Jabodetabek

Livery awal KRL seri 8500 rangkaian 8613F sebelum menjadi JALITA (Andi Ardiansyah/IRPS Jakarta)

Setibanya di Jakarta, proses adaptasi wilayah dilakukan di antaranya dengan memasang cowcatcher dan perubahan livery. Tak banyak yang tahu kalau rangkaian ini awalnya menggunakan livery warna kuning-hijau, hanya dengan logo KCJ. Livery ini mungkin memang hanya digunakan saat uji coba. Namun saat mulai berdinas, livery yang digunakan berbeda sama sekali dari yang sudah diterapkan sebelumnya.

100 tahun kereta listrik

KRL seri 8500 rangkaian 8613F setelah menjelma menjadi “JALITA” (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)

Tiba-tiba, livery berubah dengan warna dasar merah, abu-abu, hitam, dan kuning. “Topeng” berwarna merah dengan kelir abu-abu dan hitam menutupi muka KRL, sementara bagian samping garis sederhana berwarna merah dan kuning menghiasi warna baja tahan karat yang memang tidak diapa-apakan. Tulisan “JALITA” ditempel pada penampil tujuan di bagian dahi kereta berkabin sebagai identitas dari rangkaian ini.

Sebenarnya tidak banyak cerita menarik dari operasional rangkaian 8613F “JALITA” selama di Jakarta, sebagaimana ketika masih berada di Tokyo. Tapi livery dari rangkaian ini yang berbeda dari yang lain dan menjadi satu-satunya rangkaian yang memiliki nama, menjadikan rangkaian ini ikonik, bahkan menurut perusahaan pemiliknya sendiri. Terlebih dengan status rangkaian ini sebagai rangkaian KRL pertama yang dimiliki oleh KCJ, kemudian menjelma menjadi Kereta Commuter Indonesia di tahun 2018 dan menjalankan bisnis dengan nama KAI Commuter sejak 2020.

Karir yang Pendek

Rangkaian 8613F mengenakan livery standar merah-kuning sebelum operasional yang pendek berakhir (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)

Rangkaian ini diketahui sering sekali tidak beroperasi, bahkan sebelum menjalani perawatan berat (heavy maintenance, “perawatan akhir lengkap” dalam istilah KAI saat itu) pertama di tahun 2011. Usai menjalani perawatan berat, livery rangkaian ini diseragamkan sebagaimana KRL seri 7000 dan 05 yang didatangkan pada tahun 2010, dengan warna dominan merah cerah bergaris kuning dan putih.

Karir KRL ini boleh terbilang pendek, terlebih setelah KRL ini bernasib sial karena mengalami aksi pengrusakan oleh calon pengguna KRL ekonomi yang marah akibat KRL ekonomi tak kunjung datang di Stasiun Jakarta Kota. Setelah peristiwa yang terjadi pada 18 Juni 2011 itu terjadi, rangkaian ini masih sempat beroperasi. Namun pada Juni 2012, rangkaian ini sudah tak lagi beroperasi dan disimpan di Depo KRL Depok, menjadikan usia bakti rangkaian ini hanya 3 tahun.

Rangkaian 8613F di Stasiun Cikaum (Adam Faridl Al-Fath/IRPS Jakarta)

Di tahun 2014, rangkaian ini ditarik ke Stasiun Cikaum demi memberi tempat stabling di Depo KRL Depok untuk KRL seri 205 yang didatangkan dalam jumlah besar. Di tahun 2017, rangkaian ini akhirnya dibesituakan demi memberi tempat unspoor untuk kereta penumpang, gerbong barang, maupun KRL lainnya yang sudah tidak terpakai dan perlu tempat penampungan sementara.

Melanjutkan Warisan JALITA

KRL seri 8500 rangkaian 8618F dokumentasi 2018, akan melanjutkan warisan dari JALITA di tahun 2025 ini (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)

Di tahun 2025, operasional kereta rel listrik di Indonesia telah mencapai usia emas 100 tahun. Sebuah rangkaian perayaan komemoratif telah dimulai sejak napak tilas PLTA Ubrug di bulan Februari lalu. Salah satu bagian dari rangkaian perayaan ini adalah penerapan kembali livery JALITA pada satu-satunya rekan sejawat dari 8613F yang masih beroperasi, yaitu 8618F, berdasarkan usulan dari IRPS kepada KAI Commuter.

Rangkaian 8618F sendiri merupakan rangkaian KRL terakhir yang didatangkan oleh KAI Divisi Jabotabek di tahun 2008. Pernah menjadi rangkaian 12 kereta, 8618F menjadi rangkaian KRL seri 8500 terakhir yang saat ini masih beroperasi. Sementara rangkaian KRL eks Tokyu Railway lainnya, termasuk JALITA, telah berhenti beroperasi: 8611F di tahun 2015, 8039F di tahun 2016, 8608F di tahun 2017, 8607F dan 8612F di tahun 2019, serta 8003F, 8604F, dan 8610F di tahun 2010. Rangkaian 8007F hilang secara administratif di tahun 2017 karena bergabung ke rangkaian 8003F dan 8604F.

Setidaknya, warisan dari JALITA sebagai armada pertama KAI Commuter akan dapat disaksikan kembali oleh semua khalayak, ketika usulan dari IRPS ini diimplementasikan oleh KAI Commuter. Walaupun mungkin livery JALITA tak akan bertahan lama karena 8618F bisa pensiun kapan saja, tapi apa yang dulu telah diberikan lewat keberadaan JALITA kini dapat dilestarikan kembali dan menjadi nostalgia bagi orang-orang yang pernah merasakan era tersebut.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻