IRPS Jakarta menghadiri peluncuran fitur jejak karbon pada aplikasi Access by KAI yang diselenggarakan di Stasiun Gambir, Senin (23/12). Dalam acara ini hadir Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiryoatmodjo, jajaran direksi Grup KAI, serta pejabat-pejabat terkait lainnya.
Fitur jejak karbon pada aplikasi Access by KAI memungkinkan pengguna jasa kereta api mengetahui perhitungan jejak karbon yang dihasilkan oleh kereta api selama perjalanan. Fitur ini kini tersedia pada versi terbaru aplikasi Access by KAI yaitu versi 6.9.11 yang telah dirilis untuk pengguna Android di Play Store dan iPhone di App Store. Dengan fitur jejak karbon, pengguna jasa kereta api dapat dengan mudah memantau estimasi emisi karbon perjalanan mereka sebagai bentuk dukungan mendorong ekosistem transportasi ramah lingkungan.
Dengan mencantumkan informasi jejak karbon pada tiket penupang di aplikasi Access by KAI, KAI memberikan data nyata yang menunjukkan bahwa kereta api adalah pilihan transportasi yang jauh lebih efisien secara pengeluaran karbon dibandingkan moda lainnya seperti mobil. Edukasi ini penting untuk mendorong kesadaran dan perubahan perilaku bertransportasi masyarakat.
Perhitungan emisi karbon menunjukkan keunggulan kereta api sebagai moda transportasi ramah lingkungan. Sebagai contoh, perjalanan seseorang menggunakan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) ke Stasiun Ketapang (KTG) menghasilkan emisi karbon sebesar 2,94 kg CO₂e. Sementara itu, perjalanan dengan mobil pribadi di rute yang sama menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih tinggi, yakni 8,79 kg CO₂e, atau hampir tiga kali lipat lebih besar.
Sebelumnya, KAI juga telah mengembangkan inovasi lain seperti teknologi pengenal wajah untuk mengurangi sampah kertas dari pencetakan tiket kereta api. KAI juga menyediakan fasilitas pengisian air minum di beberapa stasiun besar untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.
Perhitungan emisi karbon ini mengacu pada regulasi yang berlaku di Indonesia serta pedoman internasional seperti Kyoto Protocol, GHG Protocol, dan SNI ISO 14064-1:2018. Metode perhitungan ini mencakup emisi penggunaan energi serta emisi refrigeran pada moda transportasi. Validasi perhitungan dilakukan melalui studi literatur, benchmarking, dan diskusi dengan para ahli transportasi, konsultan carbon accounting, serta lembaga pemerintah terkait.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻