0819-0808-0450 humas@irps.or.id

Stasiun Bedono (BDN) merupakan stasiun kereta api yang terletak di kecamatan Jambu, Semarang. Stasiun ini terletak pada Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun ini merupakan stasiun akhir untuk kereta wisata Ambarawa-Bedono pp. Stasiun ini sangat sepi pada hari biasa karena kereta wisata ini hanya beroperasi pada hari Sabtu-Minggu.

Stasiun ini merupakan ujung dari jalur Bedono-Ambarawa-Tuntang, tetapi dulu jalur ini memanjang hingga Magelang dan Jogja. Stasiun ini memiliki turntable (alat pemutar lokomotif) namun sudat tak dipakai lagi. Di sini lokomotif mengisi air sebelum kembali ke Stasiun Ambarawa.

Sebagai komunitas yang memfokuskan diri pada pelestarian, IRPS berkeinginan untuk menjaga dan merawat aset-aset yang memiliki nilai sejarah. Hari Sabtu, 29 April 2017, IRPS Semarang mengadakan kegiatan Mengecat Sinyal Mekanik Stasiun Bedono dan Tasyakuran 113 Tahun Masa Dinas Lokomotif B2502 & B2503.

Diawali dengan briefing dan doa di Stasiun Bedono, kegiatan mengecat sinyal masuk Stasiun Bedono pun dilakukan. Acara dipandu oleh Bapak Agus Arifin dari Sintel (Sinyal dan Telekomunikasi) didampingi Bapak Edy Kuswoyo, Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang.

Setelah beristirahat, sholat dan makan siang, peserta diarahkan menuju Stasiun Ambarawa. Mereka akan mengadakan Tasyakuran 113 Tahun Masa Dinas lokomotif B2502 dan B2503 yang menjadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa.

Lokomotif B25 buatan pabrik Maschinenfabriek Esslingen (Jerman) mulai dioperasionalkan pada tahun 1902. Di usianya yang menginjak 115 tahun, dan berkat tangan-tangan terampil dari kru Museum KA Ambarawa, lokomotif uap ini masih berfungsi dengan baik, dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Lokomotif ini memiliki roda bergerigi untuk menaklukkan jalur terjal dengan kemiringan sekitar 30 derajat menuju Stasiun Bedono

Salah satu keunikan dari lokomotif uap B25 ini adalah memiliki roda gigi. Fungsi dari roda gigi ini bertugas untuk mengait rel bergerigi yang ada dibawahnya. Jika tidak ada roda gigi ini, kereta api tidak akan bisa menanjak. Posisi roda gigi ini berada di tengah, di antara roda-roda lokomotif lain yang berbentuk normal. Penggunaan roda gigi ini untuk menaklukkan jalur terjal dengan kemiringan sekitar 30 derajat pada lintas Stasiun Ambarawa – Stasiun Bedono.

Acara diawali dengan sambutan dari Bapak Martinus Setiabudi, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Stasiun Ambarawa, Bapak Lili Untoro. Kemudian pembacaan doa oleh Bapak Edy Kuswoyo, Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang.

Dilanjutkan dengan penyerahan kue ulang tahun dari Mas Wisnu, selaku perwakilan dari IRPS Semarang kepada Kepala Stasiun Ambarawa, Bapak Lili Untoro.

Selanjutnya kue diserahkan Bapak Lili kepada Kepala Dipo Traksi Ambarawa, Bapak Sudjarman.

Semoga IRPS khususnya IRPS Semarang terus dapat membantu menjaga dan merawat aset-aset bersejarah, agar anak cucu kita kelak bukan hanya mewarisi cerita, tapi juga masih dapat melihat aset bersejarah ini dengan mata kepala mereka sendiri.

Foto: IRPS Semarang

Sebagian tulisan disadur dari
– http://semarangkota.com/05/lokomotif-b25-sang-legenda-di-museum-kereta-api-ambarawa/
– https://railfansina.blogspot.co.id/2011/08/napak-tilas-107-tahun-lokomotif-b2502.html
– https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Bedono

Loading