0819-0808-0450 humas@irps.or.id

Berpose bersama gerbong tangki KR 7 yang telah selesai dipreservasi

16 Agustus 2022 lalu, IRPS Wilayah Jakarta giat preservasi gerbong tangki (ketel) KR 7 yang ada di Depo Bogor. Gerbong KR dengan berat kosong 6220 ton sebagaimana tertera pada bodi gerbong ini merupakan salah satu gerbong tangki tertua yang wujudnya masih ada sampai sekarang.

Sebenarnya, gerbong KR 7 bukanlah satu-satunya gerbong barang antik yang tersisa di Depo KRL Bogor. Terdapat pula gerbong KR 16 yang hingga kini masih digunakan sebagai tangki penampungan, serta gerbong GGR 89 yang juga masih digunakan sebagai tempat peralatan.

Untuk diketahui bersama, KR merupakan pengkodean era Staatsspoorwegen hingga PT KAI sebelum perubahan kode sarana di tahun 2011. K berarti Ketel atau gerbong pengangkut bahan cair dan curah, sementara R berarti gerbong tersebut masih menggunakan rem individu yang dioperasikan dengan tangan.

Menurut decal yang tertera pada sekujur gerbong, KR 7 memulai dinasnya pada 24 Maret 1914, masih di era Staatsspoorwegen. Tidak banyak catatan mengenai sejarah gerbong ini. Dalam beberapa sumber, gerbong KR yang mulai beroperasi sebelum tahun 1927 tidak diizinkan beroperasi di lintas utama mulai tahun 1988.

Tentang pabrik pembuatan serta lintasan sewaktu operasional pun masih abu-abu. Dari hasil analisa kami, gerbong KR 7 ini setidaknya pernah beroperasi untuk mengangkut olahan minyak bumi dari Tanjung Priok ke Sukabumi. Ini terbukti dari keberadaan kode depo induk TPKG (Tanjung Priok Gudang) pada tangki gerbong.

Setelah masa operasionalnya berakhir barulah gerbong ini kemudian disimpan di Depo Bogor untuk penyimpanan bahan bakar lokomotif dan KRD seperti minyak residu ataupun HSD. Sebelum menjadi depo KRL seperti sekarang, Depo Bogor merupakan sebuah depo lokomotif yang juga memiliki meja putar.

Gerbong KR 7 sebelum preservasi

Selain petunjuk tentang alokasi depo induk serta tanggal mulai beroperasi, terdapat beberapa petunjuk lainnya yang tertera sebagai decal pada gerbong KR 7. Seperti misalnya gerbong ini terakhir kali melaksanakan perawatan akhir di Balai Yasa Tegal pada 20 November 1980. Selain itu terdapat pula keterangan perawatan bulanan dan perbaikan kecil, di antaranya di Tanjung Priok pada 1982, di Tanah Abang pada 1983, dan di Bogor pada 1998.

Di hari kedua, kami mulai mengecat permukaan ketel dengan cat dasar. Hal ini dilakukan agar cat primer dapat melekat sempurna juga untuk menutup permukaan agar lebih tahan terhadap cuaca. Progres di hari kedua baru separuh gerbong yang sudah dicat dengan cat dasar dan dilanjutkan pada hari ketiga.

Selain menyelesaikan pengecatan cat primer, di hari ketiga kami juga mulai melakukan pengecatan sekunder yakni warna hitam. Proses pengecatan sedikit terkendala oleh angin yang cukup kencang dan pengecatan dilakukan pada area kerja Depo KRL Bogor. Namun dengan sedikit kesabaran pengecatan dapat dilakukan dengan maksimal.

Di hari berikutnya, kami mengecat kembali decal marking atau simbol-simbol maupun identitas yang sudah ada sebelum dilakukan pengecatan ulang. Kami berusaha semaksimal mungkin agar gerbong ketel ini dapat seotentik mungkin seperti saat masih beroperasi, karena literasi, dokumen foto, maupun asal-usul gerbong ini belum sepenuhnya kami ketahui.

Akhirnya, giat preservasi gerbong tangki KR 7 selesai dikerjakan setelah sekitar 8 hari lamanya. Semua tanda dan keterangan yang ada di bodi maupun rangka gerbong juga telah diperbarui. Selanjutnya, gerbong ini disimpan di los perbaikan AC di sebelah gerbong GGR 89 agar terlindung dari cuaca.

1 September 2022, kami mengadakan seremoni kecil atas selesainya preservasi gerbong tangki KR 7 yang ada di Depo KRL Bogor. Seremoni yang dihadiri oleh Kepala Depo KRL Bogor, Wakil Kepala Stasiun Bogor, Perwakilan Humas Pusat KAI, Perwakilan Humas KAI Daop 1 Jakarta, Perwakilan Humas KAI Commuter serta anggota IRPS.

Pada acara seremoni ini, KR 7 dipindahkan ke los perawatan AC KRL secara simbolis. Gerbong tangki ini dipindahkan dengan cara ditarik manual dengan jarak 100 – 200 m oleh Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti dibantu dengan anggota IRPS lainnya.

Gerbong KR 7 setelah preservasi

Selanjutnya, acara seremoni dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, penyerahan plakat preservasi KR 7 dan miniatur gerbong tangki KR 7 serta yang tidak mungkin dilewatkan adalah makan bersama seluruh hadirin. Kami mengucapkan terima kasih kepada KAI dan KAI Commuter yang sangat mengapresiasi kegiatan preservasi gerbong tangki KR 7 ini. Semoga kegiatan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita memiliki sarana kereta api yang sangat bersejarah yang hingga kini masih dapat kita lihat.

Salam preservasi 🤜🤛

Loading