Merayakan HUT ke-79 PT Kereta Api Indonesia (KAI, Persero), KAI Daop 8 Surabaya dan IRPS bekerjasama menggelar sebuah power parade lokomotif bertajuk “Parade Lokomotif dengan Livery Varian Terbanyak”. Parade sangat langka yang baru terlaksana dua kali sejak tahun 1970 ini digelar dengan rute sejauh sekitar 79 kilometer sesuai dengan HUT KAI.
Dengan rute Surabaya Gubeng-Wonokromo-Sidoarjo-Tulangan-Tarik-Sepanjang-Wonokromo-Surabaya Gubeng, parade lokomotif ini berhasil menjadi pusat perhatian. Parade ini tak hanya menjadi magnet untuk pecinta kereta api yang berbondong-bondong datang dari segala penjuru, namun juga untuk warga di sekitar rel dan juga petugas di atas kereta maupun di stasiun yang dilewati.
Tercatat, jalur KA sepanjang dari Stasiun Sidotopo, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Wonokromo, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Tulangan, Stasiun Tarik, Stasiun Krian, dan Stasiun Sepanjang penuh dengan pecinta kereta api. Pecinta kereta api ini tak hanya berasal dari wilayah metropolitan Gerbangkertosusila saja, namun juga dari kota-kota lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Jember, dan Banyuwangi.
Selain pecinta kereta api, warga yang daerahnya dilewati oleh parade lokomotif ini pun sampai keheranan karena tidak pernah melihat momen parade lokomotif sebelumnya. Warga pengendara motor, pengendara mobil, hingga awak Suroboyo Bus tak ketinggalan mengabadikan momen yang sangat langka ini.
Susunan Rangkaian Parade Lokomotif
Tentunya, namanya parade lokomotif tidak menggunakan satu lokomotif saja. Tak tanggung-tanggung, terdapat empat lokomotif yang ikut serta dalam parade ini. Masing-masing lokomotif menggunakan livery berbeda yang menggambarkan perkembangan kereta api di Indonesia dari masa ke masa.
Lokomotif pertama adalah lokomotif CC2019201 milik Depo Jember dengan livery krem-hijau era 1953-1991. Di belakangnya terdapat tiga lokomotif milik Depo Sidotopo: lokomotif CC2018348 dengan livery merah-biru era 1991-2007, lokomotif CC2030203 dengan livery dua garis biru era 1995-2012, dan lokomotif CC2061336 dengan livery “Next Step” yang saat ini digunakan oleh KAI.
Keempat lokomotif ini menghela lima kereta penumpang milik Depo Sidotopo yang digunakan untuk mengangkut tamu undangan. Terdiri dari dua kereta ekonomi “New Generation” modifikasi Balai Yasa Manggarai yaitu K3 0 14 26 dan K3 0 14 29, kereta eksekutif dengan kaca ala pesawat modifikasi Balai Yasa Manggarai yaitu K1 0 86 13, kereta eksekutif stainless steel generasi pertama K1 0 18 40, dan kereta makan berpembangkit kelas bisnis KMP2 0 86 02.
Tak sekedar klaim, parade lokomotif dengan varian livery terbanyak ini juga telah sukses memecahkan rekor MURI. Penganugerahan rekor MURI kepada KAI Daop 8 Surabaya berlangsung di Stasiun Tulangan sebagai puncak acara. Di Stasiun Tulangan juga digelar fashion show yang diikuti oleh seluruh tamu undangan yang telah dimandatkan untuk mengenakan kostum bergaya tahun 1970-80an.
View this post on Instagram
View this post on Instagram
Kembali ke Surabaya
Usai berhenti sekitar satu jam di Stasiun Tulangan, rangkaian parade lokomotif bertolak menuju Stasiun Tarik untuk prosesi putar posisi lokomotif sebelum kembali ke Surabaya lewat Sepanjang. Prosesi putar lokomotif di Stasiun Tarik ini unik karena kereta dari arah Tulangan tidak dapat langsung berbalik arah ke arah Sepanjang. Setelah putar posisi lokomotif selesai, rangkaian KLB parade lokomotif harus didorong mundur terlebih dahulu dari jalur 4 Stasiun Tarik ke arah Mojokerto, sebelum ditarik maju memasuki jalur 2 Stasiun Tarik untuk selanjutnya diberangkatkan ke arah Sepanjang.
Acara selesai setelah rangkaian KLB tiba kembali di Stasiun Surabaya Gubeng dan tamu undangan turun dari rangkaian KLB. IRPS mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada KAI Daop 8 Surabaya yang telah mewujudkan perhelatan yang sangat megah ini. Semoga parade lokomotif ini dapat menjadi suatu kegiatan yang rutin dilakukan di tahun-tahun berikutnya.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻