0819-0808-0450 humas@irps.or.id
ka malabar

KA Malabar menuruni perbukitan di wilayah Kadungora, Garut, Jawa Barat (Muhammad Pascal Fajrin/IRPS)

Siapa yang tidak mengenal KA Malabar, pelopor layanan kereta api dengan campuran tiga kelas kereta penumpang pada masanya. KA ini menyambung dua kota yang berada di tengah-tengah pegunungan, yaitu “Kota Kembang” Bandung dan “Kota Apel” Malang, di mana pada saat peluncurannya tidak ada KA yang menghubungkan kedua kota tersebut secara langsung.

Beroperasi sejak 30 April 2010, KA Malabar sempat menjadi buruan utama pecinta kereta api selama beberapa waktu. Tentu saja hal ini karena susunan rangkaiannya yang unik karena terdiri dari tiga kelas. Di kala itu, KA Malabar biasanya membawa dua kereta eksekutif, dua kereta bisnis, dua kereta ekonomi, satu kereta makan dengan pembangkit, dan dua kereta bagasi.

Warna-warni KA Malabar membelah persawahan hijau

Susunan rangkaian ini merupakan susunan yang paling berwarna-warni di saat itu. Walaupun KA Malabar saat itu membawa kereta eksekutif dengan livery biru-putih yang mirip dengan livery pada kereta bisnis, namun biasanya kereta ekonominya merupakan kereta ekonomi livery “Nutrisari” yang berwarna oranye dengan motif hijau. Dan tentu saja, kereta bagasi yang ber-livery hijau.

Selain itu, lokomotif yang menghela KA Malabar juga seringkali menggunakan lokomotif CC204 kelompok kedua yang dirakit mulai 2006 hingga 2011 di INKA bekerjasama dengan GE. Di awal peluncuran KA Malabar, hanya ada 17 lokomotif CC204 kelompok kedua, yang kemudian berkembang menjadi 30 lokomotif di tahun berikutnya. Walau demikian, KA Malabar juga pernah dihela lokomotif CC201 maupun CC203. Dalam sekali kesempatan, lokomotif CC2019211 yang saat itu baru saja kembali dari Sumatra bagian selatan ke Jawa dan masih ber-livery merah-biru pun pernah menghela KA ini.

ka malabar

KA Malabar di era masih menggunakan lokomotif CC204 dan masih berwarna-warni (Edy Widianto/IRPS)

Warna-warni livery KA Malabar mulai hilang saat KAI melakukan pergantian livery kereta mulai 2014. Di saat itu, ketiga kelas kereta memiliki livery yang sama dengan perbedaan hanya pada warna pintu yaitu biru pada kelas eksekutif, abu-abu pada kelas bisnis, dan oranye pada kelas ekonomi. Beberapa kereta bagasi pun dicat ulang dengan livery ini, walaupun ada juga yang tetap menggunakan livery hijau meskipun kemudian bentuk livery kereta bagasi berubah sedikit walau tetap dengan warna hijau khasnya. Di masa ini juga, KA Malabar mulai menggunakan lokomotif CC206.

Mulai 1 Desember 2019, perjalanan KA Malabar beserta KA Argo Wilis, KA Turangga, dan KA Mutiara Selatan ditarik ke Jakarta. Perjalanan KA Malabar ditarik ke Stasiun Pasar Senen, sedangkan ketiga KA lainnya ditarik ke Stasiun Gambir. Sebelum pemberlakuan jadwal baru tersebut, ada banyak sekali perjalanan KA Argo Parahyangan yang menggunakan rangkaian idle dari KA-KA tersebut. Sehingga untuk memudahkan, KA-KA tersebut langsung ditarik ke Jakarta dengan namanya masing-masing alih-alih menggunakan nama Argo Parahyangan.

Namun hal ini tidak bertahan lama. Pandemi COVID-19 melanda Indonesia mulai awal 2020, di mana kemudian terjadi pembatasan-pembatasan yang begitu ketat dan kemudian okupansi angkutan umum termasuk KA pun terdampak. Pada 1 September 2020, perjalanan KA-KA ini kembali berakhir di Stasiun Bandung, dan sistem rangkaian idle untuk KA Argo Parahyangan pada KA-KA ini pun kembali bahkan setelah pandemi dinyatakan berakhir.

Sejalan dengan program perusahaan untuk menghapus kelas bisnis yang telah berjalan sejak era Direktur Utama Ignasius Jonan, mulai 1 Juni 2023 lalu kelas bisnis pada KA Malabar dihapus. KA Malabar kini membawa empat kereta eksekutif, dua kereta ekonomi, satu kereta makan, satu kereta pembangkit, dan dua kereta bagasi. Kelas ekonomi juga ditingkatkan dengan mengganti kereta ekonomi model lama dengan AC split menjadi kereta ekonomi new image buatan 2016 dengan 80 tempat duduk.

Kini, dalam beberapa bulan menjelang ulang tahunnya yang ke-14, KA Malabar hadir dalam perjalanan pagi hari dari Stasiun Bandung maupun Stasiun Malang. KA Malabar perjalanan pagi ini mulai beroperasi pada 24 Januari 2024, tepat saat tulisan ini terbit. Berbeda dengan KA Malabar perjalanan malam, KA Malabar perjalanan pagi membawa rangkaian kereta stainless steel dengan empat kereta eksekutif, empat kereta ekonomi premium, satu kereta makan, dan satu kereta pembangkit.

Selain itu, KA Malabar perjalanan pagi juga beroperasi dengan kecepatan maksimum 120 km/jam dibanding dengan perjalanan malam yang hanya 100 km/jam. KA ini diberangkatkan dari Stasiun Bandung pada pukul 9.50 WIB, dan dari Stasiun Malang pada pukul 5.40 WIB.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻

Loading