Senin, 8 April 2024, IRPS Purwokerto memenuhi undangan dari Humas KAI Daop 5 Purwokerto untuk menghadiri peresmian monumen lokomotif “Kebo Kuning” di Stasiun Purwokerto. Hadir dalam acara ini Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo yang langsung meresmikan monumen lokomotif tersebut. Turut hadir pula tersebut Direktur Pengelolaan Prasarana KAI Heru Kuswanto beserta Corporate Deputy Director KAI dan jajaran manajemen Daop 5 Purwokerto.
KAI Daop 5 Purwokerto sebelumnya mendatangkan lokomotif “Kebo Kuning” di halaman Stasiun Purwokerto pada 13 Februari 2024 lalu. Lokomotif ini didatangkan dari Balai Yasa Tegal setelah sebelumnya dilakukan preservasi dan dicat dengan livery era 1953-1991. Lokomotif ini dikirim menggunakan truk dan dipajang di halaman depan Stasiun Purwokerto.
Lokomotif yang telah berada di Indonesia sejak tahun 1960an ini merupakan buatan pabrik Christoph Schöttler Maschinenfabrik GmbH (Schöma), sebuah pabrik dengan spesialisasi pembuatan lokomotif diesel berukuran kecil di Diepholz, Jerman. Pabrik ini merupakan pecahan dari Diepholzer Maschinenfabrik Fritz Schöttler GmbH (DIEMA) yang berada di kota yang sama, di mana pabrik ini merupakan milik Fritz Schöttler yang merupakan ayahanda dari Christoph Schöttler.
Lokomotif Kebo Kuning memiliki tiga gandar yang seluruhnya merupakan gandar berpenggerak. Lokomotif ini memiliki panjang total 5.060 mm, lebar 1.595 mm, tinggi total 2.860 mm, berat siap 12 ton, dan daya motor diesel sebesar 101 tenaga kuda. Walaupun berukuran kecil, lokomotif ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 40 km/jam.
Karir lokomotif ini bermula di Balai Yasa Pengapon, Semarang. Lokomotif ini bertugas untuk melangsir sarana-sarana perkeretaapian di area balai yasa. Dengan lokomotif ini tidak memiliki alat perangkai, langsiran dilakukan dengan memasang rantai di antara lokomotif ini dan sarana yang akan dilangsir.
Setelah produksi di Balai Yasa Pengapon sepi, lokomotif ini dipindahkan ke Balai Yasa Tegal hingga kemudian mengakhiri masa baktinya di sana. Sebelum tampilannya diperbaiki dan dibawa ke Purwokerto, lokomotif ini sempat ditanahkan di depan Balai Yasa Tegal. Beruntungnya, pemugaran Stasiun Purwokerto menyiapkan lahan untuk meletakkan lokomotif ini sebagai monumen di taman stasiun.
Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻