0819-0808-0450 humas@irps.or.id
jalur ka papua

Kereta api proyek Kumbe di bulan Agustus 1955 (Kantor Informasi dan Penyiaran Radio Nugini Belanda)

Di hari ini, kita mengetahui bahwa sudah ada jalur KA khusus di Papua bagian Indonesia yang beroperasi di tambang milik Freeport. Jalur KA tambang ini memiliki lebar jalur 1435 milimeter yang beroperasi menggunakan lokomotif hibrida listrik-baterai-diesel tipe MMT-M-270-BDE buatan Jerman.

Namun, sebelum Freeport membuka jalur KA tambang, ternyata sudah ada jalur KA lain di Papua bagian Indonesia berpuluh-puluh tahun ke belakang. Jalur KA ini berada di lokasi yang berbeda dengan jalur KA tambang Freeport. Jika jalur KA tambang Freeport berada di Tambang Grasberg di Mimika, Papua Tengah, jalur KA lawas ini berada di Kumbe, Malind, Merauke, Papua Selatan.

Merujuk pada laman Industrie Spoor, Belanda membangun penanaman padi secara mekanis di lahan seluas 12.000 hektar di sepanjang Sungai Kumbe di tahun 1950an, setelah Perang Dunia Kedua berakhir. Di saat itu, Papua memang belum menjadi bagian dari Indonesia, dan masih bernama Nugini Belanda sampai satu dekade berikutnya. Di muara Sungai Kumbe terdapat satu desa bernama Kumbe, dengan kota besar terdekat yaitu Merauke.

Pembangunan jalur kereta api proyek Kumbe, September 1955 (Kantor Informasi dan Penyiaran Radio Nugini Belanda)

Penanaman padi ini adalah untuk beras yang diperuntukkan pada sebagian kecil masyarakat yang terdiri dari orang Belanda, Tionghoa, Maluku, dan lain-lain. Mereka terutama tinggal di daerah pesisir. Hampir tidak ada jalan yang tembus. Oleh karena itu beras harus diangkut terutama dengan kapal sepanjang pantai yang sangat panjang.

Dari kutipan harian De Telegraaf terbitan 18 April 1955 mengatakan “Tanggul kereta api sempit sepanjang 12 kilometer berkelok-kelok dari pantai ke pedalaman menuju proyek. Melewati rawa-rawa, tempat-tempat tersebut telah dibatasi untuk saluran irigasi ke sawah masa depan. Padi pertama harus ditanam pada bulan Desember”.

De Volker Aanneming Maatschappij bertanggung jawab atas pelaksanaan sipil dan teknis proyek beras Kumbe. Salah satu tugas pertamanya adalah membangun jalur kereta api yang akan membawa material ke Kurik, dimana 50 hektar pertama akan dibangun dari 400 hektar sementara. Perluasan tanggul uji akan dikerjakan. Pengerjaan tanggul ini sulit karena tanahnya sering berawa. Itu sebabnya tanggul ini diperkuat dengan pasir.

De Volker Aanneming Maatschappij tidak diberikan pekerjaan melalui tender, namun bekerja di bawah pengawasan. Artinya pekerjaan yang ditugaskan dibayar berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah biaya tambahan untuk hal-hal seperti pengawasan dan keuntungan. Volker tidak menggunakan peralatannya sendiri, tapi disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Belanda.

Setiap pagi pukul 7 kereta api sempit yang membawa para pekerja tiba di proyek beras Kumbe (Kantor Informasi dan Penyiaran Radio Nugini Belanda)

Di sana, kereta api digunakan setiap hari untuk angkutan penumpang. Kereta akan menempuh jalur sejauh 12 kilometer itu dalam waktu sekitar satu jam. Lokomotif yang beroperasi di sana merupakan buatan Hovers-Constructie Tilburg (HCT) dengan mesin buatan Samenwerking Motoren Fabrieken (Samofa). Mesin ini adalah mesin diesel 2 silinder 4 langkah berpendingin air dengan daya keluaran 20-30 tenaga kuda pada 1000-1500 rpm.

Terdapat hanya 3 unit lokomotif yang pernah dikirimkan ke Kumbe, yaitu lokomotif DL 19-2S dan DL 20-2S yang tiba di Kumbe di tahun 1955, dan lokomotif DL 27-2S yang tiba di tahun 1961. Untuk sarana gerbong, ada banyak gerbong bak terbuka layaknya gerbong lori tambang yang ditarik lokomotif ini. Seluruh sarana perkeretaapian ini beroperasi di jalur selebar 700 milimeter.

Setelah jalur tersebut selesai, jalur sempit tersebut juga akan digunakan untuk angkutan barang. Gudang dan rumah prefabrikasi untuk 29 karyawan proyek beras Kumbe yang berasal dari Eropa telah didirikan di Kurik. Foto-foto bertanggal terakhir diambil dari bulan Desember 1958, tetapi tidak menunjukkan jalur kereta api yang sempit.

Spesifikasi teknis lokomotif yang digunakan di Kumbe (A. Steenmeijer, “Kromhout”, Canaletto/Repro Holland, Alphen dan Rijn, 2002)

Laporan terakhir yang diketahui tentang jalur KA ini merupakan terbitan harian De Tijd tanggal 17 Agustus 1957, yang melaporkan “Kereta api sempit dengan lokomotif dieselnya mengangkut beras dan orang ke Kumbe, dengan gagah berani dibantu oleh sebuah truk dan dua kendaraan segala medan”.

Dalam perjalanannya, proyek percontohan Kumbe mengalami sejumlah kendala, seperti kawanan burung dan ulat memakan nasi yang tersisa di ladang. Sebelumnya, padi belum pernah ditanam di wilayah ini, karena memang penduduk Papua tidak terbiasa menjadikan nasi sebagai makanan utama.

Pada tahun 1960, permohonan diajukan untuk membiayai proyek akhir dari Dana Eropa untuk Pembangunan Negara dan Wilayah Luar Negeri. Namun permohonan ini ditolak pada tahun 1962 karena Eropa merasa bahwa beras yang akan diproduksi terlalu mahal.

Pada tahun yang sama 1962, di bawah tekanan Amerika, Indonesia dan Belanda menyepakati penyerahan kedaulatan atas Nugini Belanda kepada PBB sebelum diberikan seluruhnya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Nugini Belanda sebagai bagian dari Indonesia diperkuat kembali dengan referendum tindakan pilihan bebas pada tahun 1969, di mana rakyat Nugini Belanda tetap memilih menjadi bagian dari Indonesia.

Kemudian, Nugini Belanda berubah nama menjadi Irian Barat pada tahun 1969 hingga 1973, dan kemudian berubah kembali menjadi Irian Jaya. Nama Irian Jaya bertahan hingga 2001 sebelum berganti nama menjadi Papua, saat UU Otonomi Khusus Papua berlaku.

Tampak jelas proyek Kumbe tidak dilanjutkan. Dan bahkan jika hal ini dilanjutkan, kapasitas jalur rel sempit tersebut tidak akan mencukupi untuk proyek skala besar yang direncanakan. Sehingga pembangunan jalan raya akan menjadi pilihan yang jelas, dan pengangkutan padi menggunakan truk-truk besar.

Saat ini, banyak padi yang ditanam di daerah tersebut. Pada tahun 2015, antara Merauke dan Kumbe dibuat sawah yang luas, dengan parit di antaranya. Jalan besar empat jalur menyediakan akses ke area di mana kota baru juga direncanakan.

Salam preservasi 🤜🏻🤛🏻

Loading