0819-0808-0450 humas@irps.or.id
perubahan stasiun kebayoran

Stasiun Kebayoran dengan perubahan dari dulu hingga kini (Andra Radithya/IRPS)

Pada awalnya, Staatsspoorwegen membangun 4 jalur pada emplasemen Kebayoran, dengan jalur 2 sebagai jalur lurus. Terdapat pula sebuah jalur simpang untuk membongkar muat material seperti pasir dan batu. Saat Belanda kembali lagi ke Indonesia, dibangun sebuah jalur simpang baru yang mengarah ke daerah Simprug, guna membawa material pembangunan kota satelit Kebayoran Baru pada tahun 1949. Bekas sepur simpang tersebut kini menjadi Jalan Kramat, Jalan Teuku Nyak Arief, dan pertokoan Simprug.

Saat dilakukan elektrifikasi pada ruas Tanah Abang-Serpong pada tahun 1993, emplasemen Stasiun Kebayoran mengalami perubahan besar-besaran. Alinyemen jalur 1 lama yang merupakan jalur belok sekaligus jalur asli peninggalan Staatsspoorwegen dibongkar dan digeser karena lahannya dipakai untuk pembangunan peron dan atap baru. Layaknya emplasemen stasiun-stasiun kecil Staatsspoorwegen pada umumnya, jalur 1 lama Kebayoran terletak sangat berdekatan dengan bangunan utama stasiun.

Dengan demikian, emplasemen Stasiun Kebayoran yang kita lihat saat ini merupakan hasil rombakan pada tahun 1993 dan bukanlah asli peninggalan Staaatsspoorwegen lagi, diikuti pula dengan peresmian jalur ganda pada tahun 2007.

Salam Preservasi 🤜🤛

Loading