
Menara air Stasiun Tarik
22 Juni 2023, IRPS Surabaya melakukan survey dua objek sejarah perkeretaapian yang sudah tidak terpakai. Kedua objek ini masih berada di lintas aktif, di ujung barat kabupaten Sidoarjo. Kedua objek tersebut adalah menara air Stasiun Tarik dan crane lori tebu di emplasemen Stasiun Kedinding.
Menara air stasiun Tarik adalah satu-satunya objek yang dibangun oleh Staatspoorwegen di stasiun Tarik, setelah bangunan utama stasiun dibongkar untuk dikembangkan dengan bangunan baru dalam rangka pembangunan jalur ganda. Menara air stasiun berkode TRK ini masih memiliki desain bangunan asli, menjulang setinggi lebih kurang 13 meter, dan memiliki tangki air besi di atasnya.
Menariknya, menara air ini masih memiliki pompa air yang lengkap di dalamnya, di lantai pertama ruang dalam menara air. Pompa air tersebut mirip seperti pompa hidran yang dapat beroperasi secara otomatis tanpa mesin penggerak.
View this post on Instagram
Sementara itu pada masa lalu, Stasiun Kedinding terintegrasi dengan area bongkar muat lori tebu milik PG Watutulis. Peninggalan integrasi ini masih terlihat berupa crane tebu segiempat yang kini sudah menjadi bagian milik PT KAI di areal Stasiun Kedinding.
Benda bersejarah lainnya yang masih ada di Stasiun Kedinding adalah unit rel persilangan (railcrossing) antara jalur kereta api dan jalur lori tebu. Namun kondisinya sudah tergeletak dan terpisah di tepi jalur, dekat dengan perlintasan Stasiun Kedinding.
Kini, ketiga objek tersebut terancam keberadaannya, seiring dengan perkembangan pembangunan jalur ganda kereta api lintas selatan. Belum diketahui nasib ketiga benda bersejarah dan langka tersebut, apakah tetap berada di sana ataukah hilang dibesituakan, khususnya unit crane lori tebu dan railcrossing di Stasiun Kedinding.
Salam preservasi 🤜🤛