TEGAL TIMUR, AYOTEGAL.COM — Satu lagi bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh di Kota Tegal yakni Gedung Birao atau Semarang Cheriboon Stroomtram (SCS).
Berdasarkan buku Profil Bangunan Cagar Budaya Kota Tegal, keberadaan bangunan yang berdiri tepat di Jalan Pancasila Kota Tegal ini menjadi bukti saksi sejarah transportasi kereta api di Jawa.
Bukan hanya itu, keberadaan gedung Birao sekaligus menjadi bukti peninggalan arsitektur kolonial Hindia Belanda yakni Henry Maclaine Pont.
Dalam bukunya dituliskan bahwa pada tahun 1884-1971 ia merancang bangunan gedung Birao sebagai Kantor Perusahaan kereta api Semarang Cheriboon Stroomtram (SCS) Matschappij. Perusahaan SCS merupakan salah satu perusahaan transportasi kereta api yang melayani trayek Semarang hingga Cirebon melalui Pekalongan dan Tegal.
Pada masa pemerintahan kolonial terdapat beberapa perusahaan kereta api diantaranya milik perusahaan pemerintah Staats Spoorwegen yang melayani trayek Batavia sampai Buitenzorg (Bogor). Perusahaan kereta api ini juga membuka trayek Surabaya Pasuruan Malang.
Beberapa perusahaan kereta api lainnya antara lain Nederlandsch Indische Spoorweg Matschappij, Semarang Joana Stroomtramm Matschappij yang melayani Semarang Juwana, Serajoedal Strootramm melatani trayek Banyumas-Cilacap-Banjarnegara hingga Wonosobo.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai 1945 pernah dijadikan markas Bala tentara Jepang termasuk saat revolusi kemerdekaan gedung SCS menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Jepang oleh para pemuda yang tergabung dalam angkatan muda kereta api (AMKA).
Pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya tanggal 10 September 1945, gedung ini menjadi saksi pergerakan orang-orang Tegal dalam memerangi penjajahan yaitu dengan mengibarkan bendera Merah Putih yang pada saat itu dilarang dikibarkan.
Bangunan biro ini menjadi milik PT Kereta Api Indonesia sebelumnya pernah digunakan sebagai bangunan sekolah dan Universitas milik Yayasan Pancasakti Tegal.